Asuhan Keperawatan Tn. K Dengan Tindakan Buur Hole Craniotomy Pada Kasus Subdural Hematoma Di Ruang IBS Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta

Di Indonesia, kecelakan lalu lintas merupakan penyebab kematian utama pada umur antara 2 - 44 tahun, dimana 70% diantaranya mengalami trauma kepala, dan sekitar 20 % mengalami kasus subdural hematoma harus segera dilakukan tindakan buur hole craniotomy karena pada kasus ini perdarahan terjadi sangat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Triyunadi Putra, Nanad (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Di Indonesia, kecelakan lalu lintas merupakan penyebab kematian utama pada umur antara 2 - 44 tahun, dimana 70% diantaranya mengalami trauma kepala, dan sekitar 20 % mengalami kasus subdural hematoma harus segera dilakukan tindakan buur hole craniotomy karena pada kasus ini perdarahan terjadi sangat cepat hingga menyebabkan tekanan intracranial dan bisa terjadi herniasi otak, komplikasi lebih lanjutnya klien akan mengalami penurunan kesadaran, gangguan neurosensorik, dan henti nafas yang menyebabkan kematian. Tujuan karya tulis ini ialah untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan tindakan operasi buur hole craniotomy pada kasus subdural hematoma di ruang IBS. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, buku status pasien dan studi kepustakaan. Untuk masalah diagnosa yang muncul pada pre operasi antara lain bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi sebagian dengan Airway management, Gangguan perfusi jaringan cerebral teratasi sebagian dengan kolaborasi pembedahan, Resiko cidera teratasi dengan melakukan transportasi dengan benar, untuk tiga masalah ini muncul dari pre, intra, dan post operasi. Pada intra operasi muncul masalah keperawatan Resiko ketidakseimbangan volume cairan teratasi dengan prinsip rehidrasi cairan dengan asering dan Resiko infeksi masalah teratasi sebagian dengan selalu menjaga teknik kesterilan. Pada post operasi muncul masalah antara lain Bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi dengan Airway managemen, Gangguan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kolaborasi pembedahan, Resiko cidera teratasi dengan melakukan transportasi dengan benar dan pasien telah dipindahkan keruang ICU, dan Resiko infeksi teratasi dengan prinsip steril dan telah terpasang balutan pada luka post operasi.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/19146/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/4/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/5/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/6/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/7/BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/19146/8/DAFTAR_PUSTAKA.pdf