Studi Kualitatif Tentang Sikap Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa Di Wilayah Kecamatan Sukoharjo

Penderita gangguan jiwa tidak mungkin mampu mengatasi masalah kejiwaanya sendiri. Individu tersebut membutuhkan peran orang lain di sekitarnya, khususnya keluarganya. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Sikap keluarga sangat penting karena b...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Setiawati , Estriana Murni (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penderita gangguan jiwa tidak mungkin mampu mengatasi masalah kejiwaanya sendiri. Individu tersebut membutuhkan peran orang lain di sekitarnya, khususnya keluarganya. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Sikap keluarga sangat penting karena berpengaruh terhadap kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Keluarga kerap keliru dalam bersikap terhadap penderita gangguan jiwa, seperti merantai, memasung, atau menyekap penderita gangguan jiwa dengan alasan malu dan tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Dari 12 kecamatan yang berada di Wilayah Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo menduduki peringkat pertama dalam hal terjadinya kasus gangguan jiwa, yaitu sebanyak 43 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap keluarga terhadap pasien gagguan jiwa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif . Teknik penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan Focus Group Disscusion pada keluarga pasien gangguan jiwa yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2012. Analisis data menggunakan content analysis dengan mengkategorikan data verbal untuk tujuan klasifikasi, validasi data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keluarga mengetahui bahwa pasien menderita gangguan jiwa, dan keluarga mempunyai dan belum mempunyai pengalaman sebelumnya dengan penderita gangguan jiwa. Penyebab pasien menderita gangguan jiwa adalah karena faktor genetik dan psikologis. Sikap masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa adalah menerima, mengucilkan, membicarakan dan memandang pasien berbeda dengan masyarakat. Sedangkan sikap keluarga adalah menerima keadaan pasien dan bersikap positif dengan mengajak pasien berbicara dan mengobrol ketika pasien berbicara sendiri dan berjalan mondar-mandir, mengikat pasien ketika mengamuk dan melepasnya setelah pasien tenang, serta menasehati pasien ketika pasien mengatai orang. Perawatan yang dilakukan oleh keluarga pasien gangguan jiwa adalah membawa pasien berobat ke rumah sakit jiwa, pijat, ruqyah dan dukun.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/20213/1/03._Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/3/04._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/4/05._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/5/06._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/7/07._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/9/08._BAB__V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/10/09._BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/12/10._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/14/11._Lampiran.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20213/15/02._Naskah_Publikasi.pdf