Analisis Pengaruh Suhu Perkerasan Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis(Studi Kasus Jalan Tol Semarang)

Faktor suhu perkerasan berperan penting dalam menentukan jenis aspal yang akan digunakan. Material aspal yang bersifat visco-elastic menjadikan karakteristik lapisan beraspal sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh suhu perkerasan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RIWIBOWO, NOLA (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Faktor suhu perkerasan berperan penting dalam menentukan jenis aspal yang akan digunakan. Material aspal yang bersifat visco-elastic menjadikan karakteristik lapisan beraspal sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh suhu perkerasan dengan variasi suhu udara sebesar 24 ºC, 25 ºC, 27 ºC, 29 ºC, dan 30 ºC terhadap umur pelayanan jalan. Perhitungan umur pelayanan Jalan Tol Semarang seksi A pada penelitian ini menggunakan data sekunder seperti data lalu lintas harian rata-rata, kecepatan rata-rata kendaraan, susunan lapis perkerasan dan karakteristik perkerasan jalan yang diperoleh dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Semarang. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan Nottingham Design Method menjadi data masukan program BISAR 3.0 (Bitumen Stress Analysis in Roads). Program BISAR 3.0 (Bitumen Stress Analysis in Roads) merupakan alat bantu untuk menghitung nilai strain yang terjadi pada lapis perkerasan jalan. Selanjutnya, nilai strain hasil analisis program BISAR (Bitumen Stress Analysis in Roads) yang berupa asphalt mix horizontal tensile strain (εt) dan subgrade vertical strain (εz) digunakan untuk menghitung besarnya umur pelayanan jalan. Sehingga pengaruh suhu perkerasan terhadap umur pelayanan jalan dapat diketahui. Berdasarkan analisis pengaruh suhu perkerasan terhadap umur pelayanan jalan diperoleh kesimpulan bahwa dengan variasi rata-rata kenaikan temperatur udara sebesar 5,8% terhadap temperatur udara awal diperoleh prosentase rata-rata penurunan umur pelayanan pada kriteria kerusakan retak lelah (fatigue cracking) terhadap umur pelayanan awal untuk kondisi kritis sebesar 0,7% dan kondisi gagal sebesar 0,6%. Sedangkan pada kriteria kerusakan deformasi permanen (permanent deformation) diperoleh prosentase rata-rata penurunan umur pelayanan terhadap umur pelayanan awal untuk kondisi kritis sebesar 1,5% dan kondisi gagal sebesar 1,0%.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/20226/1/3._Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/3/4._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/4/5._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/6/6._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/7/7._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/9/8._BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/14/9._BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/16/11._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/18/12._LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/20226/22/2._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf