Penatalaksanaan Chest Physiotherapy Pada Penderita Bronkiektasis Di RS PKU Muhamadiyah Surakarta

Latar belakang: Di negara barat insiden bronkiektasis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi, sedangkan di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo tahun 1990 menempatkan urutan ke-7 terbanyak. Dengan kata lain didapatkan 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien rawat in...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Hasmana, Saputra Aji (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_20480
042 |a dc 
100 1 0 |a Hasmana, Saputra Aji  |e author 
245 0 0 |a Penatalaksanaan Chest Physiotherapy Pada Penderita Bronkiektasis Di RS PKU Muhamadiyah Surakarta 
260 |c 2012. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/1/02._HALAMAN_DEPAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/2/03._BAB_I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/4/04._BAB_II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/6/05._BAB_III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/11/06._BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/13/07._BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/14/08._DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/16/09._LAMPIRAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/20480/22/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf 
520 |a Latar belakang: Di negara barat insiden bronkiektasis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi, sedangkan di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo tahun 1990 menempatkan urutan ke-7 terbanyak. Dengan kata lain didapatkan 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien rawat inap. Tujuan: mengetahui manfaat pemberian chest physiotherapy pada penderita bronkiektasis untuk mengurangi atau menghilangkan sesak nafas, meningkatkan pengembangan sangkar thorax, dan membantu pengeluaran sputum. Hasil: Frekuensi sesak nafas yang menurun di ukur dengan skala borg yaitu sebelum dilakukan tindakan fisioterapi (T0): posisi duduk 5 (berat), tidur terlentang 4 (agak berat) tidur setengah duduk 3 (sedang) menjadi akhir fisioterapi (T6): posisi duduk 2 (ringan), tidur terlentang 2 (ringan), setengah duduk 1 (cukup ringan). Peningkatan mobilitas sangkar thorak kearah yang lebih baik untuk melakukan proses inspirasi dan ekspirasi yang maksimum dan normal yaitu sebelum dilakukan tindakan fisioterapi (T0): axilla 0,5 cm, intercostalis ke IV 0,5 cm dan lower costa/xiphoideus 0 cm dan akhir fisioterapi (T6): axilla 1 cm, intercostalis ke IV 1 cm dan lower costa/xiphoideus 0,5 cm. Adanya penurunan timbunan sputum pada lobus bawah kanan paru yaitu sebelum dilakukan tindakan fisioterapi (T0): terdapat timbunan sputum banyak menjadi akhir fisioterapi (T6): timbunan sedikit. Kesimpulan: Dapat disimpulkan terdapat keberhasilan dalam membantu penurunan derajat sesak nafas, peningkatan mobilitas sangkar thorak, penurunan timbunan sputum pada lobus bawah kanan, dan penurunan spasme otot bantu pernafasan yaitu otot sternocledomastoideus dan otot pectoralis 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a RM Therapeutics. Pharmacology 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/20480/ 
787 0 |n J100090064 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/20480/  |z Connect to this object online