Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Unggulan

Salah satu tujuan dari pengadaan program kelas unggulan pada suatu sekolah adalah agar para siswa yang memiliki kapasitas kecerdasan yang homogen mampu termotivasi belajarnya sehingga dapat bersaing secara sehat untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya. Ada berbagai faktor yang memicu rendahnya motiva...

Whakaahuatanga katoa

I tiakina i:
Ngā taipitopito rārangi puna kōrero
Kaituhi matua: Kanadika, Rino (Author)
Hōputu: Pukapuka
I whakaputaina: 2012.
Ngā marau:
Urunga tuihono:Connect to this object online
Ngā Tūtohu: Tāpirihia he Tūtohu
Kāore He Tūtohu, Me noho koe te mea tuatahi ki te tūtohu i tēnei pūkete!
Whakaahuatanga
Whakarāpopototanga:Salah satu tujuan dari pengadaan program kelas unggulan pada suatu sekolah adalah agar para siswa yang memiliki kapasitas kecerdasan yang homogen mampu termotivasi belajarnya sehingga dapat bersaing secara sehat untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya. Ada berbagai faktor yang memicu rendahnya motivasi belajar pada remaja. Salah satunya interaksi sosial remaja baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat pada umumnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan motivasi belajar pada siswa kelas unggulan. Hipotesis yang diajukan: Ada hubungan positif antara interaksi sosial dengan motivasi belajar pada siswa kelas unggulan. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A, VII B, dan VII C SMP Muhammadiyah 1 Surakarta berjumlah 106 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan studi populasi. Alat ukur yang digunakan adalah skala interaksi sosial dan skala motivasi belajar. Metode analisis data menggunakan analisis korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,531, p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara interaksi sosial dengan motivasi belajar. Artinya semakin tinggi interaksi sosial maka semakin tinggi pula motivasi belajar. Sumbangan efektif menunjukkan seberapa besar peran atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantung yang ditunjukkan oleh koefesien determinan. Hasil koefisien determinan (r2) sebesar 0,282. Hal ini berarti sumbangan interaksi sosial terhadap motivasi belajar sebesar 28,2%, maka masih terdapat 71,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar selain variabel interaksi sosial.
Whakaahutanga tūemi:https://eprints.ums.ac.id/21837/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/5/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/7/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/9/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/11/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/12/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/14/LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21837/15/NASKAH_PUBLIKASI..pdf