Asuhan Keperawatan Pada Tn.E Dengan Tindakan Appendiktomi Pada Appendisitis Akut Di Kamar Operasi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta

Penyakit appendisitis adalah kedaruratan bedah yang paling sering ditemukan dan dapat terjadi pada usia berapapun. Insidennya 120/100.000 pertahun, dengan pasien yang terbanyak adalah rentang usia 17-64 tahun yaitu sebesar 82,18%. Jumlah pasien yang menderita appendisitis di Indonesia berjumlah 27%...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autor principal: Afidah, Nisha (Autor)
Formato: Libro
Publicado: 2012.
Materias:
Acceso en línea:Connect to this object online
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
Descripción
Sumario:Penyakit appendisitis adalah kedaruratan bedah yang paling sering ditemukan dan dapat terjadi pada usia berapapun. Insidennya 120/100.000 pertahun, dengan pasien yang terbanyak adalah rentang usia 17-64 tahun yaitu sebesar 82,18%. Jumlah pasien yang menderita appendisitis di Indonesia berjumlah 27% dari jumlah penduduk di Indonesia. Penanganan masalah appendisitis dapat dilakukan dengan appendiktomi. Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan appendicitis akut yang dilakukan tindakan appendiktomi. Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini adalah pada pasien Tn.E beberapa diagnosa yang muncul diantaranya adalah saat pre operasi yaitu nyeri akut teratasi dengan pain control dan ansietas teratasi dengan anxiety control, serta kurang pengetahuan teratasi dengan pemberian informasi yang jelas. Diagnosa saat intra operasi yaitu resiko cidera teratasi dengan pengawasan, pengaturan posisi, dan manajemen lingkungan. Sedangkan diagnoa saat post operatif yaitu hipotermi teratasi dengan kontrol suhu ruangan dan diagnosa resiko infeksi selama intra dan post operasi teratasi dengan infection control dan infection protection. Diagnosa yang tidak muncul pada kasus yaitu mual dan deficit volume cairan.
Notas:https://eprints.ums.ac.id/21982/1/03._HALAMAN_JUDUL.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/2/04._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/3/05._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/9/06._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/10/07._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/13/08.BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/16/09.BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/19/11._LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/20/11._LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/21982/22/02._NASKAH_PUBLIKASI.PDF