Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang sering terjadi dan dapat menyebabkan kematian, Indonesia merupakan penyumbang penyakit tuberkulosis terbesar nomor lima di dunia setelah Negara-negara berkembang lainnya. Peningkatan jumlah penderita tuberkulosis disebabkan oleh berbagai faktor,...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Novia, Hanna Mazia (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang sering terjadi dan dapat menyebabkan kematian, Indonesia merupakan penyumbang penyakit tuberkulosis terbesar nomor lima di dunia setelah Negara-negara berkembang lainnya. Peningkatan jumlah penderita tuberkulosis disebabkan oleh berbagai faktor, yakni kurangnya tingkat kepatuhan penderita untuk berobat dan meminum obat, timbulnya resistensi ganda, berkurangnya daya bakterisid obat yang ada, meningkatnya kasus HIV/AIDS dan krisis ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengobatan tuberkulosis dan untuk mengetahui kepatuhan dari pasien dalam penggunaan obat di RSUD Dr. Moewardi dengan standard Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis 2008.Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan analisis deskriptif analitik dan metode pengumpulan data secara retrospektif dan pengolahan data kuesioner kepatuhan pasien. Hasil dari penelitian adalah Golongan obat anti tuberkulosis yang paling banyak digunakan dalam pengobatan pasien TB di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi yaitu Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, untuk pasien TB paru kategori 1 mendapatkan HRZE (300/450/500/500) yang masuk dalam tahapan intensif, dan HR ( 450/450) atau (600/600) untuk pasien yang masuk dalam tahapan sisipan. dan pasien TB paru kategori 2 mendapatkan HRE (600/600/1600) yang masuk dalam tahapan lanjutan. Dan untuk kepatuhan pasien Tuberkulosis paru tinggi karena berada di kuadran 4 (motivasi tinggi dan pengetahuan tinggi) sebanyak 67 pasien (67%), dan juga terdapat 86 pasien (86%) dan 38 pasien (38%) yang tepat pasien dan tepat obat. Dan untuk hubungan kepatuhan dengan penggunaan OAT dilihat dari tahapan yang dijalani oleh pasien, pasien yang masuk dalam tahapn intensif lebih patuh dibandingkan pasien yang masuk dalam tahapan sisipan atau lanjutan.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/22142/1/COVER-INTISARI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/2/BAB_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/3/BAB_2.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/4/BAB_3.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/5/BAB_4.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/7/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/8/LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/22142/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf