Fisheries Research Center Di Gresik

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia menyimpan kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, baik sumberdaya alam darat yang meliputi pertanian da...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Sudrajat, Arly Akbar (Author), , Dr. Ir. Dhani Mutiari, M.T (Author), , Ir. Samsudin Raidi, M.Sc (Author)
Format: Book
Published: 2013.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia menyimpan kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, baik sumberdaya alam darat yang meliputi pertanian dan perkebunan dan sumberdaya alam laut yang meliputi perikanan, rumput laut, terumbu karang dan lain-lain. Sesuai dengan visi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu "Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015". Indonesia sangat potensial mengembangkan sektor tersebut dengan melihat jumlah pulau dan panjang garis pantai yang dimiliki oleh Indonesia. Terdapat 4 komoditas produk kelautan dan perikanan yang ditetapkan sebagai komoditas industrialisasi budidaya tahun 2012 yaitu udang, bandeng, patin dan rumput laut. Kabupaten Gresik merupakan salah satu penghasil kelautan dan perikanan yang cukup menyumbang besar akan produksi kelautan dan perikanan di Indonesia. Gresik dikenal penyuplai ikan terbesar di Jawa Timur. Luas lahan tambak di kabupaten ini mencapai 28 ribu hektare, atau sekitar 46 persen dari total luas area tambak di Jawa timur. Produksi budi daya ikan bandeng di Gresik sendiri mencapai 382.877 ton per tahun.1. Dalam workshop Jaringan dan Produksi Induk Unggul dengan tema "Melalui Gerakan Penggunaan Induk Unggul Nasional (GAUL) Kita Dukung Program Percepatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya dalam Rangka Industrialisasi Perikanan Budidaya" dilaksanakan pada tanggal 27 - 29 Nopember 2011 di Hotel Cendana Surabaya, Gresik menjadi daerah percontohan industrialisasi perikanan budidaya ikan bandeng, oleh karena itu Gresik sebagai sentral pengembangan komoditas ikan bandeng yang dapat menyediakan benih unggul dan calon indukan unggul bagi petambak atau petani bandeng yang membutuhkan untuk pengembangan produksi yang lebih baik dan berkualitas. Selain produksi budidaya ikan bandeng, di Kabupaten Gresik terdapat banyak terdapat pembudidayaan perikanan seperti budidaya udang vaname, udang windu, kepiting dan perikanan tangkap ikan laut. Proses pembudidayaan tidak terpusat pada suatu tempat atau dipusatkan pada suatu lembaga melainkan dikoordinasi oleh para petani tambak yang berinisiatif untuk mengembangkan sendiri proses pembudidayaan perikanan mereka. Oleh karena itu, Perencanaan yang tercamtum pada judul di atas ditujukan untuk memusatkan kegiatan-kegiatan pengembangan perikanan di Kabupaten Gresik, sehingga akan lebih mudah bagi petani tambak dari seluruh Gresik ataupun petani tambak dari Jawa Timur maupun kalangan umum yang ingin mempelajari dan memahami proses pengembangan perikanan untuk pengembangan tambak mereka sendiri ataupun menambah ilmu tentang perikanan untuk kalangan umum. Global warming atau pemanasan global menjadi isu hangat dalam perbincangan permasalahan lingkungan di dunia. The US Snow and Ice Data Centre di Colorado mencatat pencarian es telah mencapai 4.28 juta km2. Akibat pemanasan global ini, perubahan cuaca ekstrem akan sering terjadi. Para ilmuwan berpendapat, peningkatan CO2 dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca (greenhouse gases) ke atmosfer merupakan penyebab pemanasan global. Krisis energi ini ternyata memacu perkembangan arsitektur baru dengan desain sadar energi (energy conscious design). Hal ini juga diikuti dengan perubahan langgam arsitektur yang merupakan wujud kebosanan terhadap kekakuan arsitektur modern sejak abad 20. Berawal dari rekonseptualisasi tentang arti arsitektur di tengah lingkungan global alami, kontemporer, inovasi desain berorientasi pada energi, desain sadar energi (energy conscious design) mulai mendapat tempat dan parameter hemat energi mulai menjadi salah satu kriteria dalam perancangan arsitektur.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/24006/1/Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/4/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/5/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/6/Daftar_Pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/8/Lampiran-Lampiran.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24006/10/naskah_publikasi_ilmiah.pdf