Evaluasi Kinerja (Performance) Keuangan Diukur Dari Ratio Likuiditas, Rentabilitas Dan Permodalan Pada PD. Bpr Bank Pasar Boyolali

Adapun Perumusan masalahnya adalah bagaimana kinerja keuangan BPR diukur dari ratio likuiditas, ratio rentabilitas dan ratio permodalan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada BPR diukur dari ratio likuiditas, ratio rentabilitas dan ratio permoda...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Wijaya, Erwind (Author)
Format: Book
Published: 2004.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Adapun Perumusan masalahnya adalah bagaimana kinerja keuangan BPR diukur dari ratio likuiditas, ratio rentabilitas dan ratio permodalan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada BPR diukur dari ratio likuiditas, ratio rentabilitas dan ratio permodalan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : "Diduga kinerja (performance) keuangan yang diukur dari ratio likuiditas, rentabilitas dan permodalan pada PD. BPR. Bank Pasar Boyolali menunjukkan kinerja keuangan yang baik." Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis atas kinerja keuangan pada PD. BPR Bank Pasar Boyolali tahun 2002 dan 2003 maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja PD. BPR Bank Pasar Boyolali menunjukkan kinerja keuangan yang baik dinilai dari standar historis likuiditas, rentabilitas dan permodalan karena mengalami peningkatan tiap tahunnya. Untuk mengetahui lebih jelas tentang kinerja keuangan PD. BPR Bank Pasar Boyolali, dapat terlihat dari perhitungan ratio-ratio keuangan sebagai berikut : Ratio likuiditas PD. BPR Bank Pasar Boyolali secara keseluruhan menunjukkan hasil yang baik dilihat dari standar historis karena mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini berarti kondisi PD. BPR Bank Pasar Boyolali semakin baik. Kondisi seperti ini perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi kewajiban pada tahun-tahun berikutnya. Pada quick ratio terjadi peningkatan. Pada tahun 2002 sebesar 0,117 dan tahun 2003 sebesar 0,509. peningkatan ini terjadi karena peningkatan jumlah cash assets lebih besar daripada peningkatan jumlah total utang lancarnya. Walaupun terjadi peningkatan tetapi jumlah cash assets yang digunakan untuk membayar kembali dana yang disimpan oleh para nasabahnya tergolong kecil dibandingkan dana yang dimiliki nasabah yaitu 0,117:1 pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 sebesar 0,509: 1. Banking Ratio menunjukkan peningkatan. Tahun 2002 sebesar 1,268 dan 1,271 untuk tahun 2003. Pada tahun 2003 PD. BPR Bank Pasar Boyolali telah mampu menjamin setiap satu rupiah total utang lancar dengan Rp 1,271,00. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah kredit yang diberikan lebih besar dari pada peningkatan total utang lancarnya. Cash Ratio Perhitungan cash ratio menunjukkan bahwa perbandingan cash assets dengan pinjaman yang harus segera dibayar adalah sebesar 0,114:1 pada tahun 2002 dan 0,497:1 pada tahun 2003. Kenaikan cash ratio ini terjadi karena peningkatan jumlah cash assets lebih besar daripada peningkatan jumlah pinjaman yang harus segera dibayar. Current Ratio menunjukkan peningkatan. Perhitungan current ratio menunjukkan bahwa perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar adalah sebesar 1,389:1 pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 sebesar 1,781:1. Kenaikan ini terjadi karena peningkatan jumlah aktiva lancar lebih besar dari pada peningkatan utang lancarnya. Dari perhitungan ratio rentabilitas diperoleh hasil : Net Profit Margin terjadi peningkatan yaitu tahun 2002 sebesar 0,052 yang berarti setiap satu rupiah pendapatan bersih menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar 0,052 dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 0,055. Return on Investment pada tahun 2002 dan 2003 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2002 sebesar 0,019 dan 0,018 pada tahun 2003 yang berarti setiap satu rupiah total aktiva mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,018. Ratio Permodalan yang dihitung dengan primary ratio mengalami peningkatan. Tahun 2002 diperoleh hasil sebesar 0,352 yang berarti perbandingan equity capital dengan total assets adalah 0,352:1 dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 0,464. peningkatan ini terjadi karena kenaikan jumlah equity capital.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/24496/1/Hal_depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/2/Bab_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/3/Bab_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/4/Bab_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/5/Bab_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/7/Bab_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/8/Dapus.pdf
https://eprints.ums.ac.id/24496/10/Lampiran.pdf