Kompatibilitas Tanaman Tomat Dan Cabai Dengan Kombinasi Pupuk Organik Dan Hayati (Cendawan Mikoriza Arbuskula)
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah semakin menurunnya kualitas lahan pertanian dan ketersediaan pupuk anorganik sehingga dapat mengancam ketersediaan bahan pangan. Aplikasi pupuk anorganik yang lebih untuk meningkatkan produksi pertanian berpotensi merusak struktur tanah. Kondisi tersebut dip...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2013.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Permasalahan yang terjadi saat ini adalah semakin menurunnya kualitas lahan pertanian dan ketersediaan pupuk anorganik sehingga dapat mengancam ketersediaan bahan pangan. Aplikasi pupuk anorganik yang lebih untuk meningkatkan produksi pertanian berpotensi merusak struktur tanah. Kondisi tersebut diperparah dengan menurunnya populasi mikroba dan bahan organik. Solusi yang dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan pemakaian pupuk hayati (CMA) dan organik. Lebih dari 97% jenis tanaman yang ada dialam dapat berasosiasi dengan mikoriza. Simbiosis antara mikoriza dan tanaman dapat memberikan pengaruh yang berlainan tergantung dari sinergisitas metabolisme para simbion dalam penyerapan nutrisi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kompatibilitas akar tanaman tomat dan cabai dengan kombinasi pupuk hayati dan organik. Parameter yang diamati adalah persentase kolonisasi CMA dan sporulasi dalam akar tanaman. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor dengan 3 kali ulangan, faktor pertama yaitu tanpa CMA dan pupuk organik (P0), pemberian CMA tanpa pupuk organik (P1), pemberian CMA dan pupuk organik (P2), dan faktor kedua yaitu tanaman tomat (T1) dan cabai (T2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar tanaman tomat dan cabai kompatibel dengan kombinasi pupuk hayati dan organik. Kompatibilitas tertinggi terjadi pada akar cabai dengan rerata 63,66% pada perlakuan T2P1, sedangkan tomat sebesar 11% pada perlakuan T1P1. Tidak ada perbedaan yang nyata antara perlakuan pemberian CMA tanpa pupuk organik (P1) dengan perlakuan CMA dan pupuk organik (P2). |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/25104/1/03._HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/2/04._BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/3/05._BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/4/06._BAB_III_.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/5/07._BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/6/08._BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/7/09._DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/8/10._LAMPIRAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/25104/9/02._Naskah_Publikasi.pdf |