Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roda Gilas (Aprs) Dan Marshall Hammer

Suatu alat pemadat dapat dikatakan baik apabila alat tersebut dapat mendistribusikan beban secara merata, baik dengan memberikan beban secara digilas maupun secara vertikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui orientasi agregat dan distribusi void yang dipadatkan menggunakan alat APRS...

Ful tanımlama

Kaydedildi:
Detaylı Bibliyografya
Asıl Yazarlar: Suprayitno, Ade (Yazar), , Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D (Yazar), , Muslich Hartadi Sutanto, S.T., M.T., Ph.D (Yazar)
Materyal Türü: Kitap
Baskı/Yayın Bilgisi: 2013.
Konular:
Online Erişim:Connect to this object online
Etiketler: Etiketle
Etiket eklenmemiş, İlk siz ekleyin!
Diğer Bilgiler
Özet:Suatu alat pemadat dapat dikatakan baik apabila alat tersebut dapat mendistribusikan beban secara merata, baik dengan memberikan beban secara digilas maupun secara vertikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui orientasi agregat dan distribusi void yang dipadatkan menggunakan alat APRS (Alat Pemadat Roda Gilas) dan Marshall Hammer. Penelitian ini menggunakan variasi kadar aspal 4,5% ; 5% ; 5,5% ; 6% ; 6,5% dan 7% terhadap total berat agregat untuk menentukan kadar aspal optimum. Sedangkan pada pembuatan campuran AC - WC. Pada penelitian orientasi agregat benda uji dipotong secara vertikal dan horizontal untuk melihat pergerakan agregat setiap masing-masing alat pemadat. Prosedur analisa orientasi agregat ini dibantu dengan menggunakan batu sintetis yang diletakan pada campuran aspal. Fungsi batu sintetis tersebut adalah sebagai indikator, supaya lebih mudah dalam proses pengamatannya. Pada penelitian distribusi void, benda uji dibiarkan dalam keadaan utuh dan ada yang dipotong menjadi tiga bagian untuk mengetahui orientasi agregatnya. Penelitian orientasi agregat yang dipadatkan Alat Pemadat Roda Gilas, pada bagian lapisan atas terjadi dorongan secara horizontal yang menyebabkan agregat berpindah jauh dari posisi awal. Bagian tengah dan bawah pun terjadi pergeseran, namun tidak terlalu signifikan seperti bagian atas karena tidak terkena langung oleh gilasan roda baja. Pada alat pemadat Marshall Hammer juga mengalami pergeseran, tapi tidak sesignifikan alat pemadat alat pemadat roda gilas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, semakin banyak lintasan dan tumbukan yang diberikan maka semakin besar orientasi agregatnya dan semakin padat distribusi void-nya. Hal ini ditunjukan dari hasil perubahan titik koordinat awal (3;0)(-3,0),(0;-3),, setelah lintasan 15, 30, dan 45 menjadi :(2;5)(-3;5),(0,5;0,5),,(-4;1)(4;0),(-1;-2),,dan(-4,5;2)(3,5;3),,(0,5;-0,5), sedangkan Marshall Hammer dengan titik koordinat awal yang sama dengan APRS, setelah tumbukan 2 x 25, 2 x 50, dan 2 x 75 menjadi :(3;0,2)(-3;0,21),(0;-3,2),,(3;0,2),(-3,5;0,5)(0;-3),,1)-(4;0(-3;-1),(0;-3,5),. Pada penelitian distribusi void, benda uji pada alat pemadat Marshall Hammer lebih padat yaitu : pada tumbukan 2 x 25, 2 x 50, dan 2 x 75 nilai void yang dihasilkan 8,24%, 6,84%, dan 4,66%, dibandingkan pada alat pemadat APRS pada lintasan 15, 30, dan 45 yaitu : 8,92%, 6,89%, dan 5,27%.
Diğer Bilgileri:https://eprints.ums.ac.id/25457/1/Halaman_Depan_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/4/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/5/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/8/Bab_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/9/BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/11/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/12/LAMPIRAN_.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25457/13/Naskah_Publikasi.pdf