Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Bells PalsyDextra Dengan Modalitas Infra Red, ElectricalStimulation DanMirror Exercise Di Rst Dr. SoedjonoMagelang

Latar Belakang : Istilah Bell's palsy biasanya digunakan untuk kelumpuhan nervus VII jenis perifer yang timbul secara akut, yang penyebabnya belum diketahui dan tanpa adanya kelainan neurologic lain. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 20-50 tahun. Pada...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Akbarwati, Nurul Ayu (Author), , Yulisna Mutia Sari, SSt.FT., M.Sc () (Author)
Format: Book
Published: 2013.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang : Istilah Bell's palsy biasanya digunakan untuk kelumpuhan nervus VII jenis perifer yang timbul secara akut, yang penyebabnya belum diketahui dan tanpa adanya kelainan neurologic lain. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 20-50 tahun. Pada kasus ini modalitas yang diberikan adalah infra red dan electrical stimulation, serta terapi latihan berupa mirror exercise. Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengembalikan fungsi sensorik wajah, peningkatan kemampuan fungsiona l dan kekuatan otot -otot wajah pada kondisi Bell's Palsy dengan menggunakan modalitas Infra merah, Electrical stimulation arus faradik, dan terapi latihan dengan menggunakan mirror exercise. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama enam kali didapatkan hasil penilaian kekuatan otot pada wajah M. Frontalis, M. Zygomatikus, M. Orbicularis Oris, M. Risorius, M. Bucinator T1 : 1, menjadi T6 : 5, sedangkan M. Orbicularis Okuli T1 : 3 menjadi T6 : 5, adanya peningkatan fungsional otot wajah T1 : 46, menjadi T6 : 100. Kesimpulan : Dapat dsisimpulkan bahwa aplikasi modalitas fisioterapi berupa infra red, electrical stimulation dan terapi latihan berupa mirror exercise dapat membantu proses penyembuhan pada kondisi bell's palsy sekaligus dapat mencegah komplikasi lain yang dapat memperburuk keadaan pasien. Infra red bermanfaat untuk menutrisi jaringan supaya lebih baik sehingga sifat-sifat fisiologis jaringan terjaga , manfaat electrical stimulation untuk menstimulasi otot wajah dan untuk mencegah/memperlambat terjadi atrofi, dengan faradisasi yang bertujuan untuk menstimulasi otot, melatih fungsi otot baru, meningkatkan sirkulasi serta mencegah/meregangkan perlengketan, manfaat mirror excercise merupakan salah satu bentuk terapi latihan yang dapat memberikan efek biofeedback yang didapatkan dari terapi latihan dengan menggunakan cermin.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/25490/1/03_HALAMAN___DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/2/04_BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/6/05_BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/9/06_BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/10/07_BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/13/08_BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/15/09_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/17/10_LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25490/21/02_NASKAH_PUBLIKASI.pdf