Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Cervical Root Syndrome Di RSUD Sukoharjo

Latar Belakang : cervical Root Syndrome (CRS) sering di temukan pada klinik fisioterapi, dengan data yang di temukan pada CRS e/c spondylosis sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan sekitar 14% mengalami nyeri tersebut lebih dari 6 bulan. Tujuan : untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wijaya, Eko Budi (Author), , Totok Budi Santoso , S.Fis , MPH (Author)
Format: Book
Published: 2013.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang : cervical Root Syndrome (CRS) sering di temukan pada klinik fisioterapi, dengan data yang di temukan pada CRS e/c spondylosis sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan sekitar 14% mengalami nyeri tersebut lebih dari 6 bulan. Tujuan : untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam pengurangan rasa nyeri menjalar pada leher, peningkatan LGS cervical ,penurunan spasme pada otot penyangga leher, dan peningkatan kemampuan fungsional pada kondisi CRS dengan menggunakan modalitas IR (infra red), TENS, Terapi Latihan dengan menggunakan Hold Relax dan Streching. Hasil : setelah di lakukan terapi selama enam kali di dapatkan hasil adanya pengurangan nyeri, nyeri diam yang T1 2 menjadi T6 0, nyeri tekan yang T1 5 menjadi T6 2, nyeri gerak yang T1 8 menjadi T6 5. Penambahan selisih LGS cervical pada gerakan Fleksi (pasif) yang T1 9 menjadi T6 11, (aktif )yang T1 8 menjadi T6 10, Ekstensi (pasif) yang T1 5 menjadi T6 7, (aktif) yang T1 4 menjadi T6 6, lateral fleksi dekstra (pasif) yang T1 2 menjadi T6 3, (aktif) yang T1 2 menjadi T6 3, lateral fleksi sinestra (pasif) yang T1 2 menjadi T6 3, (aktif) yang T1 2 menjadi T6 3, side rotasi dekstra (pasif) yang T1 6 menjadi T6 8, (aktif) yang T1 5 menjadi T6 7, side rotasi sinestra (pasif) yang T1 6 menjadi T6 8, (aktif) yang T1 5 menjadi T6 7. adanya penurunan spasme pada Upper trapezius dekstra yang T1 ++ menjadi T6 +, Levator scapulae dekstra yang T1 ++ menjadi T6 +, Sternocleidomastoideus dekstra yang T1 ++ menjadi T6 +. Adanya peningkatan aktifitas fungsional, dari angka ketergantungan yang T1 22 menjadi T6 16. Kesimpulan : IR (infra red), TENS dan Terapi Latihan menggunakan Hold Relax dan Streching dapat mengurangi rasa nyeri (nyeri diam,tekan,gerak),menambah LGS cervical dan dapat mengurangi spasme pada otot penyangga leher, sehingga aktifitas fungsional meningkat.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/25526/1/2._HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/3/3._BAB_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/4/4._BAB_2.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/5/5._BAB_3.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/6/6._BAB_4.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/7/7._BAB_5.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/8/8._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/9/9._LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/25526/11/9RR._NASKAH_PUBLIKASI.pdf