Pengaruh Variasi Pemanasan Suhu Tinggi Dan Kadar Serbuk Halus Lumpur Sidoarjo Sebagai Bahan Pengganti Semen Pada Kuat Tekan Beton
Beton adalah salah satu unsur yang hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Untuk bangunan rumah misalnya, beton dijadikan elemen penting sebagai konstruksi utama didalam bangunan, dalam penerapan tersebut beton dipakai untuk konstruksi pondasi, lantai, kolom, dan balok. Tujuan penelitia...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2013.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Beton adalah salah satu unsur yang hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Untuk bangunan rumah misalnya, beton dijadikan elemen penting sebagai konstruksi utama didalam bangunan, dalam penerapan tersebut beton dipakai untuk konstruksi pondasi, lantai, kolom, dan balok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandinagn hasil uji kuat tekan maksimal pada beton normal dengan beton dengan bahan serbuk lumpur Sidoarjo sebagai pengganti semen, persentase bahan pengganti yang digunakan 0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5% dari berat semen yang digunakan. Dan variasi suhu yang pemanasan 900˚C, 1000˚C, dan 1100˚C, metode perencanaan menggunakan American Concrete Institute dengan besar Fas 0,60. Pemeriksaan kandungan kimia didapat hasil yang paling besar adalah SiO2 (silika) sebesar 49,61%, Al2O3 (kapur) sebesar 17,88%, Fe2O3 (besi) sebesar 13,02%, dan SO3 kurang dari 4% maka serbuk lumpur Sidoarjo merupakan pozzolan kelas N. Hasil nilai kuat tekan rata-rata pada beton dengan variasi suhu berturut-turut 900˚C adalah 17,316 Mpa pada persentase bahan pengganti sebesar 15%, pada variasi pemanasan suhu 1000˚C adalah 14,19MPa juga terjadi pada persentase penambahan bahan pengganti sebanyak 15%, dan hasil uji tekan maksimal pada variasi suhu 1100˚C adalah 11,544MPa terjadi pada persentase penambahan bahan pengganti sebesar 7,5%. perbandingan uji kuat tekan pada variasi suhu berturut-turut 900˚C, 1000˚C, dan 1100˚C mengalami kenaikan sebesar 34,84%, 20,49%, dan 2,25% dengan beton normal yang memiliki hasil uji tekan sebesar 11,284 MPa. Jadi setiap kenaikan variasi suhu, hasil uji tekan maksimal mengalami penurunan hasil uji tekan. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/25531/1/HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/2/BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/3/BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/4/BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/5/BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/6/BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/7/BAB_VI.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/8/Skripsi_Daftar_pustaka.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/9/LAMPIRAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/25531/11/Naskah_Publikasi.pdf |