Representasi Stereotype Terhadap Suku Papua Korowai (Analisis Semiotika tentang Representasi Stereotype Terhadap Suku Papua Korowai dalam Film Lost In Papua )
Penelitian ini memiliki judul representasi stereotype terhadap Suku Papua Korowai dalam film Lost In Papua. Adanya penggambaran stereotype terhadap suku Papua Korowai yang digambarkan sebagai suku kanibal, primitif dan kejam. Suku Korowai adalah kelompok sosial yang merupakan penduduk asal dalam wil...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2013.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini memiliki judul representasi stereotype terhadap Suku Papua Korowai dalam film Lost In Papua. Adanya penggambaran stereotype terhadap suku Papua Korowai yang digambarkan sebagai suku kanibal, primitif dan kejam. Suku Korowai adalah kelompok sosial yang merupakan penduduk asal dalam wilayah Kabupaten Merauke, provinsi Papua. Keistimewaan dari suku Korowai adalah memiliki rumah-rumah pohon yang tinggi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes. Analisis dilakukan per-scene yang menunjukkan representasi stereotype terhadap suku Papua Korowai. Data ini dianalisis berdasarkan aspek sinematografi dan aspek sosial melalui tahap denotatif dan konotatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya representasi stereotype suku Papua Korowai dalam film Lost In Papua sebagai suku primitif dan kanibal. Pemakaian oposisi biner dalam tahap konotasi yang membedakan antara suku Papua Korowai dan masyarakat Papua modern dalam hal berpakaian, tempat tinggal, mata pencaharian, bahasa, dan kanibalisme. Representasi mengenai stereotype terhadap suku Papua Korowai digambarkan dalam film Lost In Papua ini dalam bentuk tanda-tanda baik secara verbal maupun nonverbal. Penggambaran tanda-tanda ini melalui pengemasan di dalam bentuk-bentuk seperti primitif dan kanibalisme. Stereotype terhadap suku Papua Korowai yang masih merupakan peradaban primitif dikarenakan masyarakat dari suku Papua Korowai belum mampu menerima budaya dari luar dan masih mempertahankan budaya maupun adat nenek moyangnya. Kanibalisme yang terjadi sudah mulai dihilangkan sejak tahun 1990-an |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/26171/10/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/1/03._HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/2/04._BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/3/05._BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/4/06._BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/5/07._BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/7/08._BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/26171/9/09._DAFTAR_PUSTAKA.pdf |