Efek Snoezelen (Multi Sensory Environment) Terhadap Penurunan Tingkat Spastisitas Pada Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi (Studi Kasus)

Latar Belakang: Cerebral Palsy merupakan sekumpulan gangguan motorik yang diakibatkan dari kerusakan otak yang terjadi sebelum, selama dan sesudah kelahiran (Miller dan Bachrach, 1998). Kerusakan tersebut mempengaruhi sistem motorik. Dari sekian banyak permasalhan yang ada, salah satunya adanya adal...

Mô tả đầy đủ

Đã lưu trong:
Chi tiết về thư mục
Những tác giả chính: Pradana, Anas (Tác giả), , Nawangsasi Takarini, M Physio (Tác giả), , Agus Widodo, S.Fis, M.Kes (Tác giả)
Định dạng: Sách
Được phát hành: 2013.
Những chủ đề:
Truy cập trực tuyến:Connect to this object online
Các nhãn: Thêm thẻ
Không có thẻ, Là người đầu tiên thẻ bản ghi này!
Miêu tả
Tóm tắt:Latar Belakang: Cerebral Palsy merupakan sekumpulan gangguan motorik yang diakibatkan dari kerusakan otak yang terjadi sebelum, selama dan sesudah kelahiran (Miller dan Bachrach, 1998). Kerusakan tersebut mempengaruhi sistem motorik. Dari sekian banyak permasalhan yang ada, salah satunya adanya adalah spastik diplegi, dimana ditemukan adanya peningkatan tonus otot yang berpengaruh terhadap kontrol gerak, gangguan postur, keseimbangan dan koordinasi gerak. Fisioterapi yang berperan secara umum untuk memperbaiki postur, mobilitas sendi, kontrol gerak, sehingga anak dapat mandiri dan melaksanakan aktifitas fungsionalnya sehari-hari. Metode snoezelen yang mempunyai efek rileksasi, diharap mampu memberi bantuan lebih saat proses terapi latihan dengan gerakan pasif yang bertujuan untuk menurunkan tingkat spastisitas. TujuanPenelitian: Mengetahui pengaruh terapi snoezelen terhadap penurunan tingkat spastisitas terhadap anak cerebral palsy spastik diplegi. Metode Penelitian:Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus dengan bentuk desain A-B-A-B. A adalah fase pengukuran dan B adalah fase tindakan terapi. Subyek penelitian selama 1 minggu pertama akan diukur spastisitasnya dengan skala asworth. Minggu ke dua subyek akan diberi perlakuan snoezelen setelah diukur spastisitasnya dengan skala asworth. Minggu ke tiga subyek akan diukur spastisitasnya tanpa diberikan tindakan terapi. Minggu ke 4 subyek akan diberi perlakuan snoezelen dan setelah itu diukur spastisitasnya dengan skala asworth. Hasil Penelitian: Diperoleh hasil penurunan tingkat spastisitas pada anak cerbral palsy spastik diplegi dengan pemberian terapi snoezelen. Yang telah diukur dengan menggunakan skala asworth. Kesimpulan: Terapi snoezelen yang memberikan efek rileksasi dapat digunakan pada anak cerbral palsy spastik diplegi. Yang berguna untuk penurunan tingkat spastisitas.
Mô tả sách:https://eprints.ums.ac.id/26227/1/1_HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/2/2_BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/3/3_BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/7/4_BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/9/5_BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/10/6_BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/11/7_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/12/8_LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/26227/16/SKRIPSI_NASKAH_PUBLIKASI.pdf