Analisis Resepsi Penonton terhadap Kenakalan remaja pada Film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets, Program studi IlmuKomunikasi, broadcast and Cinema

Putih abu-abu dan Sepatu Kets adalah sebuah film yang menceritakan bagaimana kenakalan remaja, dengan setting di ibu kota Jakarta. Film ini menggambarkan kehidupan anak SMA yang melakukan kenakalan seperti misalnya membolos, terlambat datang sekolah, hingga berpacaran dan hampir masuk kedalam ranah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wardani, Vivit Ayu Kusuma (Author), , Fajar Junaedi, M.Si (Author), , Rina Sari Kusuma, M.I.Kom (Author)
Format: Book
Published: 2013.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Putih abu-abu dan Sepatu Kets adalah sebuah film yang menceritakan bagaimana kenakalan remaja, dengan setting di ibu kota Jakarta. Film ini menggambarkan kehidupan anak SMA yang melakukan kenakalan seperti misalnya membolos, terlambat datang sekolah, hingga berpacaran dan hampir masuk kedalam ranah pergaulan bebas. Seperti misalnya melakukan ciuman di sekolahan, didalam kamar, hingga ada adegan dimana tokoh dalam film tersebut mengajak ceweknya untuk check in di hotel. Hal ini karena pengaruh dari keluarga yang broken home maupun karena rasa penasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana resepsi penonton remaja terhadap adegan-adegan kenakalan remaja pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis resepsi. Analisis resepsi adalah sebuah metode yang membandingkan antara analisi tekstual wacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, seperti cultural setting dan konteks isi atas media lain. Penonton mengatakan bahwa realitas kehidupan remaja sekarang ini hampir sama dengan apa yang disajikan didalam film tersebut. Namun para informan tidak menyetujui adegan-adegan dalam film tersebut, karena menurut mereka hal tersebut tidak sesuai dengan etika seorang pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan dapat dikelompokkan dalam posisi decoding khalayak menurut Stuart Hall (posisi dominan hegemonik, negotiated, dan oppositional). Namun secara keseluruhan informan berada pada posisi oppositional, dimana para informan tidak setuju/menolak dengan adegan kenakalan remaja yang ada dalam film Putih Abu-abu dan Sepatu Kets. Hanya ada beberapa informan yang menunjukkan pada posisi negotiated.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/27359/10/02._Naskah_Publikasi.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/1/03._Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/2/04._BAB_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/3/05._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/5/06._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/6/07._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/7/08._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27359/8/09._Lampiran.pdf