Pemanfaatan Limbah Beton Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course Gradasi Kasar

Dalam pembuatan campuran beraspal membutuhkan agregat dalam jumlah banyak. Karena dalam struktur perkerasan 90-95% terdiri dari agregat. Salah satu material yang bayak digunakan adalah kerikil atau agregat kasar. Penggunaan kerikil yang terus menerus dalam jumlah yang besar tentu akan menimbulkan ma...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Andhikatama, Arys (Author), , Ir. H. Sri Widodo, M.T (Author), , Senja Rum Harnaeni, S.T., M.T (Author)
Format: Book
Published: 2013.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Dalam pembuatan campuran beraspal membutuhkan agregat dalam jumlah banyak. Karena dalam struktur perkerasan 90-95% terdiri dari agregat. Salah satu material yang bayak digunakan adalah kerikil atau agregat kasar. Penggunaan kerikil yang terus menerus dalam jumlah yang besar tentu akan menimbulkan masalah lingkungan di sekitar daerah penambangan tersebut. Penggunaan bahan limbah untuk perkerasan jalan yang baru sudah banyak dilakukan. Salah satu bahan limbah yang akan dicoba untuk mengganti agregat baru pada penelitian ini yaitu limbah beton.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% terhadap total berat agregat untuk menentukan kadar aspal optimum, sedangkan pada pembuatan campuran AC - WC gradasi kasar ini mengacu pada spesifikasi Bina Marga 2010. Setelah didapatkan nilai kadar aspal optimum, dibuat benda uji dengan variasi limbah beton 0%, 20%, 40%, 60%, 80% terhadap total agregat kasar. Kemudian dilakukan pengujian terhadap benda uji tersebut dengan metode marshall test sehingga didapat hasil karakteristik Marshall pada campuran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan limbah beton sebagai agregat kasar berpengaruh pada nilai kararteristik Marshall pada campuran AC - WC gradasi kasar. Penyerapan limbah beton yang lebih besar menyebabkan aspal yang terserap agregat lebih besar dari pada saat campuran tanpa menggunakan limbah beton. Hal ini ditunjukkan dari perubahan masing-masing karakteristik marshall campuran AC-WC gradasi kasar pada kadar aspal 6,5%. Dari hasil analisa diperoleh nilai stabilitas, VMA, VIM dan Marshall Quotient mengalami kenaikan, sedangkan nilai flow dan VFWA mengalami penurunan seiring penambahan kadar limbah beton. Nilai stabilitas paling tinggi diperoleh pada kadar limbah beton 80% yaitu 1324,20kg, nilai VMA paling besar diperoleh pada kadar limbah beton 80% yaitu 21,36%, nilai VIM paling besar diperoleh pada kadar limbah beton 60% yaitu 8,64%, nilai Marshall Quotient paling besar diperoleh pada kadar limbah beton 80% yaitu 410,19kg/mm, nilai flow paling besar diperoleh pada kadar limbah beton 20% yaitu 3,82mm dan nilai VFWA paling besar diperoleh pada campuran normal yaitu 72,24%. Dari hasil analisa diperoleh kadar limbah beton sebesar 2,5%.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/27493/1/Halaman_depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/4/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/5/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/6/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/7/BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/8/Daftar_Pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/9/LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27493/10/Naskah_publikasi.pdf