Hubungan Agama Dan Budaya Lokal (Kajian Sekaten di Masjid Agung Surakarta)

Pluralitas budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan dalam hidup, setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Namun jika kondisi tersebut tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling menghormati, maka akan cenderung memunculkan konflik bahkan kekerasan (viol...

Ful tanımlama

Kaydedildi:
Detaylı Bibliyografya
Asıl Yazarlar: Daryanto, Daryanto (Yazar), , Dr.Drajat Tri Kartono,M.Si (Yazar)
Materyal Türü: Kitap
Baskı/Yayın Bilgisi: 2013.
Konular:
Online Erişim:Connect to this object online
Etiketler: Etiketle
Etiket eklenmemiş, İlk siz ekleyin!
Diğer Bilgiler
Özet:Pluralitas budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan dalam hidup, setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Namun jika kondisi tersebut tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling menghormati, maka akan cenderung memunculkan konflik bahkan kekerasan (violence) dalam masyarakat. Persoalaannya adalah bagaimana menjembatani perbedaan tradisi dan budaya tersebut, mampukah Islam dengan prinsip rahmatan lil "alamiin dan shalihun li kulli zaman wa makan menjadi mediator bagi perbedaan tersebut. Konstruksi teoritik dalam penelitian ini adalah mendiskriptifkan tentang gambaran upacara sekaten di Masjid Agung Surakarta, unsur-unsur Islam dalam sekaten, dan hubungan antara sekaten dengan Islam. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sekaten merupakan budaya Jawa yang diciptakan oleh Walisanga sebagai media dakwah penyebaran agama Islam melalui simbol yang ada pada sekaten. Pesan agama disamarkan/diwujudkan dalam bentuk simbol/lambang, seperti gamelan, gunungan, makanan dan lainnya. Hubungan Islam dengan sekaten terjadi karena makna simbol yang ada dalam unsur-unsur sekaten bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tujuan diadakan sekaten. Cara yang ditunjukkan oleh budaya Jawa khusunya pada kasus sekaten, menunjukkan adanya upaya menjaga harmonisasi agar dakwah/pesan yang disampaikan tidak menimbulkan gejolak atau pertentangan serta mudah diterima oleh masyarakat yang kala itu masih kental dengan budaya Jawa. Hal tersebut membuktikan bahwa agama Islam bisa menjembatani adanya perbedaan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat tanpa menghilangkan kemurnian Aqidah Islam.
Diğer Bilgileri:https://eprints.ums.ac.id/27537/25/Publikasi_Ilmiah_revisi.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/1/Halaman_depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/3/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/5/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/6/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/9/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/11/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/19/daftar_pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/27537/21/lampiran-lampiran.pdf