Hubungan Antara Penyakit Asma dengan Kualitas Tidur Malam pada Penderita Asma Umur 18-59 Tahun di BBKPM Surakarta

Latar Belakang. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran napas dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penderita asma mengeluhkan gejala pada malam hari disebut sebagai Nocturnal Asthmatic Respons (NAR) ditandai dengan bronkokonstriksi, radang saluran napas, dys...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Purwaningsih, Winda (Author), , dr. Niwan Tristanto Martika, Sp. P (Author), , dr. Ilma Rizkia Rahma (Author)
Format: Book
Published: 2013.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran napas dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penderita asma mengeluhkan gejala pada malam hari disebut sebagai Nocturnal Asthmatic Respons (NAR) ditandai dengan bronkokonstriksi, radang saluran napas, dyspnea, mengi, batuk, kualitas tidur menurun. Serangan asma dimalam hari berkaitan dengan ritme sirkadian. Penelitian pada populasi umum ditemukan bahwa pasien asma memiliki penurunan kualitas tidur dibanding bukan asma, serta kejadian mengantuk pada siang hari meningkat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penyakit asma dengan kualitas tidur malam. Subjek dan Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional. Populasi yang menjadi sampel penelitian ini adalah semua penderita asma umur 18-59 tahun yang memeriksakan diri di BBKPM Surakarta dan memenuhi kriteria restriksi. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan nonprobaility sampling technic. Hasil. Hasil penelitian dari sampel 36, didapatkan 16 sampel asma terkontrol yang memiliki kualitas tidur baik sebanyak 11 (30,5%) dan 5 (13,9%) memiliki kualitas tidur buruk. Dua puluh sampel asma tidak terkontrol memiliki kualitas tidur baik sebanyak, 6 (16,7%), dan 16 (38,9%) memiliki kualitas tidur buruk. Hasil uji statistik dengan uji fisher (alternatif uji chi square) diperoleh P=0,042 (P<0,05) maka secara statistik terdapat hubungan antara penyakit asma dengan kualitas tidur malam, Odds Ratio (OR= 5,133) berarti asma tidak terkontrol memiliki kualitas tidur lima kali lebih buruk dibanding asma terkontrol. Kesimpulan. Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara penyakit asma dengan kualitas tidur malam pada penderita asma umur 18-59 tahun di BBKPM Surakarta.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/28123/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/3/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/4/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/6/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/7/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/8/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/10/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/28123/11/LAMPIRAN.pdf