Pemanfaatan Kulit Pisang Ambon (Musa Paradisiaca) Sebagai Pektin Pada Selai Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus)
Selai adalah salah satu makanan dengan konsistensi gel yang dibuat dari bubur buah . Kulit pisang ambon ( Musa paradisiaca ) merupakan salah satu limbah pertanian yang belum optimal untuk dimanfaatkan. Kulit pisang ambon memiliki kandungan kalsium, fosfor, vitamin B, vitamin C dan pektin yang tinggi...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2014.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Selai adalah salah satu makanan dengan konsistensi gel yang dibuat dari bubur buah . Kulit pisang ambon ( Musa paradisiaca ) merupakan salah satu limbah pertanian yang belum optimal untuk dimanfaatkan. Kulit pisang ambon memiliki kandungan kalsium, fosfor, vitamin B, vitamin C dan pektin yang tinggi sebagai syarat dalam pembuatan selai. Pektin merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air dan membentuk gel yang berasal dari dinding sel tumbuhan . Kacang hijau ( phaseolus radiatus ) merupakan bahan dasar makanan dan minuman yang padat gizi dan memiliki kandungan protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein dan kadar kalsium pada selai kacang hijau dengan penambahan kulit pisang ambon. Metode penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL) 1faktor yaitu komposisi kacang hijau dan kulit pisang dengan perlakuan kacang hijau 100g (K0), kacang hijau 75g dan kulit pisang 25g (K1), kacang hijau 70g dan kulit pisang 30g (K2), kacang hijau 65g dan kulit pisang 35g (K3), kacang hijau 60g dan kulit pisang 40g (K4) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi pada selai perlakuan K0 ( 100g kacang hijau ) yaitu 12,55% dan kadar protein terendah pada perlakuan K4 ( kacang hijau 60g dan kulit pisang 40g ) yaitu 8,80%. Kadar kalsium tertinggi pada perlakuan K4 ( kacang hijau 60g dan kulit pisang 40g ) yaitu 322,33% dan kadar kalsium terendah pada perlakuan K0 ( 100g kacang hijau ) yaitu 283,3%. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/28513/1/HALAMAN_COVER.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/3/BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/4/BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/5/BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/7/BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/9/BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/11/Daftar_Pustaka.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf https://eprints.ums.ac.id/28513/14/lampiran.pdf |