Analisis Strategi Pengembangan Sektor Pertanian Di Kabupaten Magelang Pasca Erupsi Merapi
Perencanaan pembangunan salah satu tujuannya ialah untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antardaerah agar sesuai dengan potensi alam dan dapat memanfaatkan potensi tersebut secara efisien. Pemerintah daerah dengan otonomi daerahnya bertanggung jawab penuh dengan kondisi yang ter...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2014.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Perencanaan pembangunan salah satu tujuannya ialah untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antardaerah agar sesuai dengan potensi alam dan dapat memanfaatkan potensi tersebut secara efisien. Pemerintah daerah dengan otonomi daerahnya bertanggung jawab penuh dengan kondisi yang terjadi di daerahnya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi atau dampak dari salah satu kondisi yang buruk yaitu erupsi Gunung Api Merapi terhadap perekonomian Kabupaten Magelang dilihat dari sektor yang sangat potensial di Kabupaten tersebut, yaitu pertanian. Dengan demikian dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk mendongkrak dan mengembangkan sektor pertanian tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik) kabupaten Magelang yaitu berupa data pendapatan daerah yang meliputi sembilan lapangan usaha selama kurun waktu lima tahun yaitu 2007-2011. Untuk menganalisis data, digunakan analisis Loqation Quotient (LQ) . berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa pendapatan daerah mengalami penurunan setelah terjadi bencana di tahun 2010. Sektor pertanian yang merupakan sektor primer dan sektor unggulan/basis mengalami penurunan kontribusi sehingga menggeser peranannya menjadi sektor non basis. Namun terjadi variasi di sebagian besar kecamatan, dengan prioritas pada basis pertanian, sedang di kecamatan lain pada basis non-pertanian. Hasil penelitian ini ditunjukkan oleh distribusi nilai LQ yang lebih besar dari satu, yang ditemukan di separuh lebih jumlah kecamatan di Kabupaten Magelang. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/29170/1/2.HALAMAN_DEPAN_.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/2/3.BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/3/4.BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/4/5.BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/5/6.BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/6/7.BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/7/9.DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/8/8.LAMPIRAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/29170/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf |