Angka Kejadian Anemia Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta

Latar Belakang: Anemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah atau level hemoglobin dibawah nilai normal. Anemia adalah penyakit dengan penyebab yang multifaktorial, diantaranya gangguan nutrisi, gangguan primer pada sumsum tulang dan penyakit kronik. Kejadian anemia...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Aryanti, Almas Dewi (Author), , dr. Riana Sari Sp.P (Author), , dr. Indriyati Oktaviano R (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang: Anemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah atau level hemoglobin dibawah nilai normal. Anemia adalah penyakit dengan penyebab yang multifaktorial, diantaranya gangguan nutrisi, gangguan primer pada sumsum tulang dan penyakit kronik. Kejadian anemia pada usia tua akibat gangguan nutrisi berupa defisiensi besi ditemukan sebanyak 16,6% kasus, akibat defisiensi vitamin B12 sebanyak 5,9% dan akibat penyakit kronik sebanyak 19,7%. Penyakit kronik yang dapat memberi gejala anemia salah satunya adalah penyakit paru obstruktif kronik. Tujuan: Untuk mengetahui angka kejadian anemia pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui angka kejadian anemia pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Penelitian ini dilakukan di poli non-TB Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta pada bulan Desember terhadap pasien dengan diagnosa PPOK yang ditegakkan melalui spirometri, yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui jumlah eritrosit dan hemoglobin pasien. Hasil: Didapatkan insidensi tertinggi anemia yang ditemukan ada pasien penyakit paru obstruktif kronik yaitu pada umur 66-70 tahun, yaitu sebanyak 20 pasien (29%). Kemudian diperingkat kedua ditemukan pada umur 71-80 tahun sebanyak 18 pasien (26%). Dilanjutkan pada umur 61-65 tahun ditemukan kejadian anemia yaitu pada 9 pasien PPOK (13%). Pada kelompok umur 45-60 tahun juga ditemukan anemia namun hanya dalam jumlah sedikit yaitu 4 pasien (0,05%). Terdapat perbedaan yang bermakna menurut uji analitik antara PPOK anemia dan PPOK non-anemia dengan p = 0,000. Kesimpulan: PPOK berkontribusi menimbulkan anemia akibat efek sistemik dari proses inflamasi yang terjadi. Dan insidensi meningkat di umur >65 tahun
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/29352/1/HALAMAN_DEPAN_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/2/BAB_I_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/3/BAB_II_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/4/BAB_III_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/5/BAB_IV__PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/6/BAB_V_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/7/DAFTAR_PUSTAKA_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/8/Lampiran_PDF.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29352/9/Naskah_Publikasi_PDF.pdf