Studi Perbandingan Karakteristik Airfoil Naca 0012 Dengan Naca 2410 Terhadap Koefisien Lift Dan Koefisien Drag Pada Berbagai Variasi Sudut Serang Dengan CFD

Di masa lalu, untuk membuat dan menyelidiki kinerja airfoil harus dilakukan dengan cara eksperimen, dan dalam pengerjaanya sering menghasilkan limbah dan memerlukan waktu untuk membuat model. Selain itu, untuk menguji airfoil secara fisik harus dilakukan di terowongan angin, sangat tidak mudah untuk...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Febriyanto, Nofi (Author), , Ir. Sarjito, MT, Ph.D (Author), , Nur Aklis, S.T., M.Eng (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Di masa lalu, untuk membuat dan menyelidiki kinerja airfoil harus dilakukan dengan cara eksperimen, dan dalam pengerjaanya sering menghasilkan limbah dan memerlukan waktu untuk membuat model. Selain itu, untuk menguji airfoil secara fisik harus dilakukan di terowongan angin, sangat tidak mudah untuk mendapatkan informasi dari tekanan dan distribusi kecepatan yang akurat. Saat ini, hal itu dapat dilakukan dengan komputasi, yang memiliki kelebihan yaitu lebih cepat dan lebih murah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil simulasi antara software SolidWorks dengan hasil simulasi Ansys. Ini mencakup distribusi tekanan, kecepatan sekitar airfoil, dan visualisasi lintasan. Dalam studi ini akan dijelaskan perbandingan kinerja antara airfoil simetris NACA-0012 dan airfoil tidak simetris NACA-2410 pada variasi sudut serang -80, -20, 00, 50, 100, 150, 200 terutama hubungan antara CL da CD secara komputasi. Percobaan diawali dengan membuat model baik airfoil simetris dan tidak simetri dengan menggunakan software DesainFoil, dan kemudian untuk menyesuaikan sudut menggunakan software AutoCAD, setelah itu meshing dan proses perhitungan dilakukan menggunakan software Ansys-CFD. Analisa meliputi distribusi tekanan, kecepatan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa peningkatan sudut akan diikuti dengan meningkatnya koefisien gaya angkat dan gaya hambat. Namun, dapat dilihat bahwa NACA-2410 memiliki koefisien angkat lebih tinggi dari pada koefisien angkat dari NACA 0012. Dari hasil perbandingan grafik CL Naca 0012 antara hasil simulasi SolidWorks dengan Ansys, ternyata ada memiliki kecenderungan yang sama satu sama lain. Yaitu untuk Solidworks CL tertinggi pada sudut serang 200 sebesar 0,0039 sedangkan untuk Ansys CL tertinggi sebesar 0,000993881.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/29491/22/02_NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/1/03_HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/3/04_BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/6/05_BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/7/06_BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/12/07_BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/13/08_BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/18/09_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29491/20/10_LAMPIRAN.pdf