Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Burnout Pada Karyawan Cv. Ina Karya Jaya Klaten

Apabila burnout sudah menggejala di kalangan karyawan maka akan terjadi fenomena karyawan gampang meledak dan mudah emosi, yang mana hal tersebut akan sangat merugikanp erusahaan. Salah satu faktor yang mempengarhi burnout adalah motivasi kerja. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ad...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Hapsari, Dita Widhi (Author), , Susatyo Yuwono ,S. Psi, M. Si., Psi (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Apabila burnout sudah menggejala di kalangan karyawan maka akan terjadi fenomena karyawan gampang meledak dan mudah emosi, yang mana hal tersebut akan sangat merugikanp erusahaan. Salah satu faktor yang mempengarhi burnout adalah motivasi kerja. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan burnout, sehingga penulis mengajukan hipotesis bahwa ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan burnout pada karyawan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan CV. Ina Karya Jaya, Klaten yang berjumlah 70 karyawan. Teknik pengambilan sampel adalah purposive non random sampling, yaitu subyek yang dijadikan sampel penelitian di dasarkan ciri tertentu. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) skala motivasi kerja, dan (2) skala burnout. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi (rxy) = -0,617dengan p≤0,01, yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan burnout. Semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka semakin rendah burnout karyawan, dan sebaliknya semakin rendah motivasi kerja karyawan maka semakin tinggi burnout pada karyawan. Rerata empirik variabel burnout sebesar 40,93 dengan rerata hipotetik sebesar 55,jadi rerata empirik < rerata hipotetik yang berarti pada umumnya karyawan mempunyai burnout yang sedang. Selanjutnya rerata empirik variabel motivasi kerjasebesar 63,04 dengan rerata hipotetik sebesar 57,5.Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya karyawan mempunyaimotivasi kerja yang sedang. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara antara motivasi kerja dengan burnout. Peranan motivasi kerja terhadap burnout (SE) sebesar 38%, sehingga masih terdapat 62% faktor lain selain motivasi kerjayang mempengaruhi burnout.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/30537/21/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/1/03._Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/2/04._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/3/05._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/4/06._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/6/07._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/8/08._BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/10/09._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30537/20/10._LAMPIRAN.pdf