Analisis Penggunaan Bentuk Kebahasaan Disfemia Pada Berita Politik Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-November 2013

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasikan bentuk penggunaan disfemia pada berita politik Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-November 2013, (2) mendeskripsikan nilai rasa apakah yang terkandung dalam bentuk penggunaan disfemia pada berita politik Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-November...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: HASTUTI, HESTI (Author), , Drs. H. Yakub Nasucha, M. Hum (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasikan bentuk penggunaan disfemia pada berita politik Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-November 2013, (2) mendeskripsikan nilai rasa apakah yang terkandung dalam bentuk penggunaan disfemia pada berita politik Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-November 2013. Penelitian ini berbentuk pendekatan kualitatif yang datanya bersumber pada berita politik Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-November 2013. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik lanjutannya dengan teknik catat. Teknik pemeriksaan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih dan metode padan. Peneliti menggunakan teknik dari metode agih pada tujuan yang pertama yakni teknik baca markah dan teknik lanjutan berupa teknik ganti pada tujuan yang kedua serta menggunakan metode padan referensial dengan teknik dasar berupa teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) yang alatnya berupa daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya. Hasil penelitian ini adalah : (1) Bentuk pemakaian disfemia pada berita politik surat kabar Solopos edisi Oktober-November 2013, ditemukan klasifikasi bentuk disfemia menjadi tiga, yaitu; (a) berupa kata seperti kata kubangan dalam kalimat "Hal lain yang dipersoalkan adalah politik itu kotor sehingga sangat disayangkan dirinya mau terjun ke kubangan itu.', (b) berupa frase seperti frase praktik kotor dalam kalimat "Mahkamah Konstitusi (MK) pun tercoreng praktik kotor akibat lobi-lobi dinasti penguasa provinsi Banten.", dan (c) berupa ungkapan, seperti ungkapan kucing dalam karung dalam kalimat "Kau hanya melihat lewat baliho, itu seperti membeli kucing dalam karung." Nilai rasa yang terkandung dalam bentuk pemakaian disfemia pada berita politik surat kabar Solopos edisi Oktober-November 2013, ada lima nilai rasa yang terkandung yakni: (1) nilai rasa menyeramkan seperti kata murka dalam kalimat "Namun, dalam sidak ke kantor wali kota Jakarta Timur, dia murka.",(2) nilai rasa mengerikan seperti kata sabet dalam kalimat "Ahok sabet Bung Hatta Anti Corruption Award.", (3) nilai rasa menakutkan seperti frase kampanye siluman dalam kalimat "Apabila terdapat sumber dana kampanye siluman maka KPU Karanganyar segera jasa akuntan publik untuk mengauditnya.", (4) nilai rasa menjijikkan seperto kata mual dalam kalimat "Bagi pemilih sudah banyak contoh yang membuat mereka mual.", dan yang terakhir (5) nilai rasa menguatkan seperti kata sekenario dalam kalimat "Jadi ada sekenario Mega-Jokowi atau Jokowi dengan yang lainnya".
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/30573/9/02._Naskah_Publikasi.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/1/03._Halaman_Judul.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/2/04._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/3/05._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/4/06._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/5/07._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/6/08._BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/7/09._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/30573/8/10._LAMPIRAN_DATA.pdf