Perbedaan Perilaku Merokok Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Menengah Dan Pendidikan Tinggi

Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Bukan hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan problem di bidang ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perilaku merokok pada komunitas vespa scoul tingkat pendidikan SMA dan tingkat pen...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Amarudin, Muhammad Didik (Author), , Rini Lestari, S.Psi, M.Si (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_30702
042 |a dc 
100 1 0 |a Amarudin, Muhammad Didik  |e author 
700 1 0 |a , Rini Lestari, S.Psi, M.Si.  |e author 
245 0 0 |a Perbedaan Perilaku Merokok Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Menengah Dan Pendidikan Tinggi 
260 |c 2014. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/1/HALAMAN_DEPAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/2/BAB_I_.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/3/BAB_II_.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/4/BAB_III_.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/5/BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/6/BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/8/DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30702/10/LAMPIRAN.pdf 
520 |a Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Bukan hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan problem di bidang ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perilaku merokok pada komunitas vespa scoul tingkat pendidikan SMA dan tingkat pendidikan Sarjana, sehingga penulis mengajukan hipotesis "ada perbedaan perilaku merokok antara individu dengan tingkat pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi". Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas vespa bernama Scoul yang ada di wilayah Solo, yang berjumlah 115 anggota, dimana 60 anggota berpendidkan SMA dan 55 berpendidikan Sarjana. Teknik pengambilan sampel dengan insidental sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data, yang ditetapkan te lebih dahulu junlah sampelnya, yakni 50 sampel yang terdiri dari 25 sampel tingkat pendidikan SMA dan 25 sampel tingkat pendidikan sarjana. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap variabelvariabel penelitian yakni: skala perilaku merokok. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh t sebesar 3,010 dengan p < 0,01. Hasil ini berarti ada perbedaan perilaku merokok yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan SMA dengan tingkat pendidikan Sarjana, dimana rerata tingkat pendidikan SMA sebesar 72,96, dan tingkat pendidikan Sarjana sebesar 62,80. Dengan demikian perilaku merokok tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan Sarjana. Rerata hipotetik variabel perilaku merokok sebesar 75. Rerata empirik tingkat pendidikan Sarjana memiliki perilaku merokok tergolong rendah yang ditunjukkan dengan angka sebesar 62,80 < 75, yang mana rerata empirik < rerata hipotetik, sedangkan perilaku merokok tingkat pendidikan SMA termasuk sedang dengan rerata empirik sebesar 72,96 <75 yang mana rerata empirik < rerata hipotetik. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku merokok antara individu dengan tingkat pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a BF Religion and Philosophy 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/30702/ 
787 0 |n F100070106 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/30702/  |z Connect to this object online