Sejarah Dan Perkembangan Komunitas Indonesian Atheist Tahun 2008-2013 (Studi Kasus Keberadaan Komunitas Ateis pada Media Internet)

Secara historis penolakan terhadap konsep ketuhanan mulai gencar pada abad ke-18 saat sains mulai melemahkan intuitif agama yang ditandai dengan mencuatnya isu positivisme. Paham positivistik memerlukan pembuktian-pembuktian rasional yang memungkinkan masyarakat berfikir secara logis tanpa disertai...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Burhanuddin, Muhammad (Author), , Drs. Arief Wibowo, M.Ag (Author), , Drs. M. Darojat Ariyanto, M.Ag (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_30879
042 |a dc 
100 1 0 |a Burhanuddin, Muhammad  |e author 
700 1 0 |a , Drs. Arief Wibowo, M.Ag  |e author 
700 1 0 |a , Drs. M. Darojat Ariyanto, M.Ag  |e author 
245 0 0 |a Sejarah Dan Perkembangan Komunitas Indonesian Atheist Tahun 2008-2013 (Studi Kasus Keberadaan Komunitas Ateis pada Media Internet) 
260 |c 2014. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/1/HALAMAN_DEPAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/2/BAB_I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/3/BAB_II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/4/BAB_III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/6/BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/9/BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/10/BAB_VI.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/11/DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/12/LAMPIRAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/30879/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf 
520 |a Secara historis penolakan terhadap konsep ketuhanan mulai gencar pada abad ke-18 saat sains mulai melemahkan intuitif agama yang ditandai dengan mencuatnya isu positivisme. Paham positivistik memerlukan pembuktian-pembuktian rasional yang memungkinkan masyarakat berfikir secara logis tanpa disertai dengan penerapan intuisi agama yang pada akhirnya agama mulai dijauhi oleh masyarakat, yang dalam hal ini digawangi oleh seorang geolog bernama Charles Lyell (1797-1875) yang secara eksplisit menyatakan penolakannya terhadap alkitab. Pada tahun 1848 Karl Marx beserta Friedrich Engels seorang tokoh pejuang class merilis sebuah manifesto kepada masyarakat Jerman yang umum dikenal sebagai Manifesto Komunis (Das Manifest der Kommunistischen Partei) yang selain berisi tentang perjuangan ploretar juga terdapat penolakan terhadap proyeksi mistis yang dilancarkan oleh kelompok penguasa. Di Indonesia, semangat ploretariat juga mulai didengungkan, Tan Malaka seorang pimpinan partai komunis juga beberapa kali menyuarakan penolakan terhadap proyeksi mistis, dalam karyanya yang terkenal yakni Madilog, juga kerap memunculkan formulasi tentang penolakan terhadap intuitif agama yang secara tidak langsung mengarah kepada sikap ateisme. Pada tahun 2008 muncul gerakan yang mengatasnamakan dirinya Indonesian Atheist yang secara terang-terangan menyuarakan pendapatnya tentang ateisme. Dalam perjalanannya, Indonesian Atheist (IA) menolak undang-undang yang telah final, serta beberapa kali menimbulkan perdebatan tentang konsepsi Tuhan. IA merupakan babak baru gerakan penolak konsep Tuhan pada abad ke-21 di Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi dari Indonesian Atheist yang bergerak melalui media internet ini, ditelisik dari sisi sejarah dan perkembangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan historis serta analisa komparatif. Subyek yang diambil adalah komunitas Indonesian Atheist yang bergerak melalui media internet dan juga berkembang di masyarakat dalam dunia nyata yang bersifat semi tertutup. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Indonesian Atheist mulai bergerak melalui sarana digital, yang kemudian berevolusi ke dunia nyata pada masyarakat Indonesia. Pada masa berdiri, IA hanya menjadi sebuah wadah penghimpun non-believers di Indonesia, hingga pada masa perkembangan, IA bergerak lebih agresif menembus tataran konstitusi melalui ide. Namun, pada akhirnya IA hanya sampai pada tataran pikir semata. Dalam penelitian ini ditemukan berbagai corak pemikiran, setidaknya terdapat dua unsur pembentuk, yakni positivistik dan sekuler. Positivistik pada idealisme dan sekuler pada ranah propaganda yang darinya muncul berbagai keterkaitan antara ateis dengan masyarakat beragama di Indonesia dan undang-undang pemerintah. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a BP Bahaism. Theosophy, etc 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/30879/ 
787 0 |n H000090003 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/30879/  |z Connect to this object online