Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Operasi Arthroplasty Fraktur Collum Femur Dextra Di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Latar Belakang: Fraktur Collum Femur merupakan suatu diskontinuitas dari jaringan tulang yang disebabkan oleh adanya benturan yang keras dan timbul secara mendadak dimana letak perpatahannya di bagian tulang paha yang disebut collum. Karena adanya faktor-faktor tertentu maka dilakukan operasi pengga...
में बचाया:
मुख्य लेखकों: | , |
---|---|
स्वरूप: | पुस्तक |
प्रकाशित: |
2014.
|
विषय: | |
ऑनलाइन पहुंच: | Connect to this object online |
टैग: |
टैग जोड़ें
कोई टैग नहीं, इस रिकॉर्ड को टैग करने वाले पहले व्यक्ति बनें!
|
सारांश: | Latar Belakang: Fraktur Collum Femur merupakan suatu diskontinuitas dari jaringan tulang yang disebabkan oleh adanya benturan yang keras dan timbul secara mendadak dimana letak perpatahannya di bagian tulang paha yang disebut collum. Karena adanya faktor-faktor tertentu maka dilakukan operasi penggantian sendi menggunakan arthroplasty. Dalam kondisi post operasi arthroplasty biasanya akan timbul beberapa masalah, diantaranya yaitu adanya rasa nyeri gerak dan nyeri tekan pada daerah incisi, keterbatasan LGS hip dextra, penurunan kekuatan otot penggerak fleksor-ekstensor-adduktor-abduktor-endorotator-eksorotator, dan keterbatasan aktifitas fungsional. Tujuan: Untuk mengetahui manfaat sinar infra red dan terapi latihan terhadap penurunan rasa nyeri gerak dan nyeri tekan di daerah incisi, meningkatkan LGS hip dextra, meningkatkan kekuatan otot penggerak fleksor-ekstensor-adduktor-abduktorendorotator-eksorotator, dan meningkatkan aktifitas fungsional sendi hip. Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali secara rutin dalam 1 bulan didapat hasil penelitian pada nyeri dengan menggunakan VAS yaitu nyeri gerak T1: 3,6 menjadi T6: 3,2, sedangkan untuk nyeri tekan didapat hasil T1: 1,5 menjadi T6: 1. Peningkatan LGS S: T1: 100-00-550 menjadi S: T6: 150-00 600, F: T1: 250-00-100 menjadi F: T6: 300 -00-100, R(S90): 400-00-150 menjadi R(S90): T6: 450-00-200, peningkatan kekuatan otot fleksor hip T1: 3 menjadi T6: 3+, ekstensor T1: 4- menjadi T6: 4, abductor T1: 3+ menjadi 4-, adductor: tidak ada peningkatan dari T1: 3+ menjadi T6: 3+, eksorotator juga tidak ada peningkatan dari T1: 4 menjadi T6: 4, begitu juga untuk otot endorotator tidak ada peningkatan dari T1: 3 menjadi T6: 3. Kesimpulan: Infra Red (IR) dapat digunakan untuk mengurangi nyeri gerak maupun nyeri tekan pada bekas luka operasi (incisi) pada femur bagian lateral, dan terapi latihan dapat digunakan untuk meningkatkan LGS juga kekuatan otot. |
---|---|
वस्तु वर्णन: | https://eprints.ums.ac.id/30936/1/HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/2/BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/3/BAB_II_.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/4/BAB_III_.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/5/BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/6/BAB_V_.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/7/DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/9/LAMPIRAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/30936/12/NASKAH_PUBLIKASI_FIX.pdf |