Kajian Penggunaan Antibiotik Pada Pasien PneumoniaDengan Metode Gyssens di Balai Besar Kesehatan Paru MasyarakatSurakarta Tahun 2012-2013

Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dengan angka kematian yang cukup tinggi. Antibiotik digunakan dalam terapi pneumonia karena dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan pengobatan menjadi kurang efektif, keam...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Dewi, Novia Tunggal (Author), , Dra.Nurul Mutmainah, M.Si., Apt (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dengan angka kematian yang cukup tinggi. Antibiotik digunakan dalam terapi pneumonia karena dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan pengobatan menjadi kurang efektif, keamanan obat menurun, tingginya resistensi dan biaya pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan kualitas penggunaan antibiotik di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012-2013. Penelitian dilakukan secara non eksperimental (observasional) dengan metode deskriptif. Data diperoleh dari penelusuran rekam medik secara retrospektif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi : pasien rawat inap, terdiagnosa pneumonia, dan mendapatkan antibiotik. Analisis data menggunakan diagram alur metode Gyssens. Dari 36 pasien terdiagnosa pneumonia ditemukan penggunaan antibiotik levofloksasin (58,33%), sefotaksim (25%), sefradin (19,44%), seftriakson (13,5%), azitromisin (8,33%), sefazidim (2,8%), dan sefuroksim (2,8%). Kajian kualitas antibiotik pneumonia diperoleh hasil 4 antibiotik (11,11%) termasuk kategori 0 (antibiotik rasional), 16 antibiotik (44,44%) kategori IVA (tersedia antibiotik lain yang lebih efektif), 2 antibiotik (5,55%) kategori IVB (tersedia antibiotik lain yang kurang toksik), 1 antibiotik (2,8%) kategori IVC (tersedia antibiotik lain yang lebih murah), dan 13 antibiotik (36,1 %) kategori IVD (tersedia pilihan antibiotik lain yang lebih sempit spektrumnya).
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/31147/7/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/1/COVER-HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/2/BAB_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/3/BAB_2.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/4/BAB_3.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/5/BAB_4.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/6/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/31147/8/LAMPIRAN.pdf