Pengembangan dan Implementasi Jaringan Hotspot dengan Menggunakan Router Mikrotik (Study Kasus : SMKN 1 Juwiring)
Tersedianya jaringan internet di sekolah diharapkan bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk mengakses informasi yang diinginkan dengan cepat, baik melalui jaringan kabel maupun nirkabel. Di SMKN 1 Juwiring saat ini sudah menggunakan koneksi internet dari ISP Telkom Speedy dengan kapasitas bandwi...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2014.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tersedianya jaringan internet di sekolah diharapkan bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk mengakses informasi yang diinginkan dengan cepat, baik melalui jaringan kabel maupun nirkabel. Di SMKN 1 Juwiring saat ini sudah menggunakan koneksi internet dari ISP Telkom Speedy dengan kapasitas bandwidth 2 Mbps dan digunakan oleh 2 laboratorium komputer yang masingmasing laboratorium memiliki 20 komputer. Selain di laboratorium ada hotspot yang digunakan oleh para guru dan siswa kurang lebih 40 pengguna di SMKN 1 Juwiring. Hal tersebut akan mempengaruhi performa koneksi internet dari klien yang terkoneksi jika bandwidth 2 Mbps harus di share ke puluhan komputer klien tanpa ada manajemen bandwidth yang tepat. Kemudian pada jaringan hotspot masih terbuka belum adanya keamanan atau password, serta tidak ada blokir situs yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang tentunya tidak berguna bagi pengetahuan. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan jaringan hotspot dengan menggunakan router mikrotik di SMKN 1 Juwiring. Metode penelitian yang dilakukan meliputi beberapa fase, fase pertama yaitu analisa. Analisa yang dilakukan meliputi topologi jaringan adalah topologi tree yang hanya menggunakan koneksi dari modem ADSL yang di hubungkan dari jaringan LAN ke HUB. Kemudian keamanan jaringan hotspot yang masih terbuka tidak adanya keamanan atau password, serta tidak ada blokir situs yang dilakukan dan juga belum merepkan limit bandwidth. Fase yang kedua adalah penentuan desain jaringan, setelah menentukan desain jaringan yang cocok dilanjutkan tahap perancangan dan instalasi serta konfigurasi. Setelah jaringan selesai dibuat maka dilakukan pengujian terhadap koneksi jaringan. Berdasarkan penelitian hasil yang didapatkan adalah manajemen bandwidth dibuat konfigurasi Simple Queues dengan cara di bagi menjadi 3 kelompok yaitu: bandwidht untuk LAB 512 Kbps, Hotspot Guru 1 Mbps dan Hotspot Murid 512 Kbps Kemudian untuk keamanan jaringan hotspot sudah menggunakan menggunakan username dan password serta melakukan blokir situs jejaring sosial (facebook) dengan sistem penjadwalan otomatis. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/31346/12/Naskah_Publikasi.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/1/Halaman_Depan.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/3/BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/4/BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/5/BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/6/BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/7/BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/8/Daftar_Pustaka.pdf https://eprints.ums.ac.id/31346/9/Lampiran.pdf |