Perbedaan Frekuensi Makan Dan Status Gizi Pasien Tb Paru Sebelum Dan Sesudah Diberikan Konseling Gizi Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Surakarta

Latar Belakang : Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB. Prevalensi kasus TB adalah 0,4% secara nasional, sedangkan daerah tertinggi adalah Jawa Barat sebesar 0,7%, sedangkan Jawa Tengah memiliki prevalensi sebesar 0,4%. Gizi merupakan faktor pendukung ba...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Budiyanto, Hendri (Author), , Endang Nur W, S.St., M.Si.Med (Author), , dr. Annta Kern N. M.Si (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang : Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB. Prevalensi kasus TB adalah 0,4% secara nasional, sedangkan daerah tertinggi adalah Jawa Barat sebesar 0,7%, sedangkan Jawa Tengah memiliki prevalensi sebesar 0,4%. Gizi merupakan faktor pendukung bagi penyembuhan penyakit infeksi seperti TB. Gizi yang seimbang dapat terpenuhi dengan menu makanan yang padat gizi. Frekuensi makan bisa menjadi penduga tingkat kecukupan konsumsi gizi, artinya semakin tinggi frekuensi makan maka peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan frekuensi makan dan status gizi sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi pada penderita TB paru di BBKPM Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan quasi experiment one group pre dan post test design. Subjek penelitian ini adalah pasien Tb Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 45 subjek dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data penelitian yaitu dengan cara pengukuran antropometri dan kuesioner tentang frekuensi makan. Teknik analisis menggunakan Paired t-test dan Wilcoxon Rank Test Hasil Penelitian : Hasil Wilcoxon Rank Test diperoleh nilai Zhitung sebesar -5,792 dengan p-value 0,000, sehingga ada perbedaan frekuensi makan antara sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi terhadap pasien TB paru di BBKPM Surakarta. Selanjutnya hasil uji paired sample t-Test diperoleh nilai thitung sebesar -3,639 dengan p-value 0,001, sehingga ada perbedaan status gizi antara sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi pada pasien TB paru di BBKPM Surakarta. Kesimpulan : Terdapat perbedaan frekuensi makan dan status gizi antara sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi terhadap pasien TB paru di BBKPM Surakarta
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/32137/1/HALAMAN%20DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/2/BAB%20I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/6/BAB%20II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/8/BAB%20III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/9/BAB%20IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/10/BAB%20V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/11/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/12/LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32137/13/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf