Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi Kurang PadaAnak Usia 24-36 Bulan Di Desa Tegalmade KecamatanMojolaban Kabupaten Sukoharjo

Pendahuluan: Malnutrisi masih menjadi masalah gizi di Indonesia, tingginya prevalensi gizi kurang menyebabkan rendahnya sumber daya manusia dan berdampak menghambat pembangunan negara. Desa Tegalmade memiliki prevalensi gizi kurang sebesar 12,66%, prevalensi paling tinggi dari desa lain dalam satu k...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Anjarsari, Rizky Rezita (Author), , Endang Nur W, S.St., M.Si.Med (Author), , Kristien Andriani, SKM, M.SiKristien Andriani, SKM, M.Si (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pendahuluan: Malnutrisi masih menjadi masalah gizi di Indonesia, tingginya prevalensi gizi kurang menyebabkan rendahnya sumber daya manusia dan berdampak menghambat pembangunan negara. Desa Tegalmade memiliki prevalensi gizi kurang sebesar 12,66%, prevalensi paling tinggi dari desa lain dalam satu kecamatan Mojolaban. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berkaitan dengan kejadian gizi kurang pada anak usia 24-36 bulan di desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Metode: Metode penelitian menggunakan observasional dengan rancangan case control. Sampel dalam penelitian ini 17 responden gizi kurang (kasus) dan 17 responden gizi baik(kontrol). Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dan teknik matching untuk kelompok kontrol dan kasus yaitu menyamakan jumlah anak dalam keluarga kurang dari 3 anak. Data status ASI eksklusif, umur penyapihan, pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu diperoleh dari kuesioner. Kategori status gizi menggunakan indeks BB/U dengan nilai Z score menurut WHO 2005. Analisis yang digunakan dengan melihat OR dan CI (95%) untuk mengetahui faktor risiko gizi kurang. Hasil: Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa umur penyapihan (OR=4,64 dan Cl 95%=1,056-20,38) dan tingkat pendidikan ibu (OR=5,25 dan CI 95%=1,093-25,211) merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang. Sementara itu status ASI eksklusif (OR=3,26 dan Cl 95%=0,675-15,81 ) dan status pekerjaan ibu (OR=0,622 dan CI 95%= 0,16-2,416) tidak terbukti sebagai faktor risiko kejadian gizi kurang pada anak usia 24-36 bulan. Kesimpulan: umur penyapihan dan tingkat pendidikan ibu merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang sedangkan status ASI eksklusif dan status pekerjaan ibu tidak terbukti sebagai faktor risiko kejadian gizi kurang pada anak usia 24-36 bulan.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/32292/1/HALAMAN%20DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/4/BAB%20I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/5/BAB%20II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/7/BAB%20III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/8/BAB%20IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/14/BAB%20V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/17/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/20/LAMPIRAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32292/23/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf