Analisis Pusat Pertumbuhanpada Setiap Fungsi Pusat Pelayanan Di Kabupaten Boyolali

dihasilkan dalam proses pembangunan. Kondisi tersebut terjadi di Kabupaten Boyolali, yaitu terjadi ketimpangan pendapatan yang sangat mencolok antara kecamatan yang diposisikan sebagai pusat kegiatan dengan kecamatan yang bukan sebagai pusat kegiatan. Salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh pem...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Iskandar, Adi Yusuf (Author), , Dra. Umrotun, M.Si (Author), , Dra. Retno Woro Kaeksi (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:dihasilkan dalam proses pembangunan. Kondisi tersebut terjadi di Kabupaten Boyolali, yaitu terjadi ketimpangan pendapatan yang sangat mencolok antara kecamatan yang diposisikan sebagai pusat kegiatan dengan kecamatan yang bukan sebagai pusat kegiatan. Salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah Kabupaten Boyolali dalam mengurangi dampak tersebut adalah dengan menerapakan konsep fungsi pusat pelayanan. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengarahkan pembangunan sesuai potensi yang dimiliki masing-masing kecamatan. Kebijakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan pusat pertumbuhan secara tersebar. Pusat pertumbuhan menganut konsep konsentrasi dan desentralisasi secara sekaligus sehingga pembangunan akan lebih merata. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan struktur dan pola pertumbuhan setiap kecamatan, mengetahui sektor unggulan masing-masing kecamatan, mengidentifikasi pusat pelayanan di Kabupaten Boyolali dan menganalisis dayasaing kecamatan sebagai pusat pertumbuhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder tahun 2007-2011 yang bersumber dari BPS Kabupaten Boyolali. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis data sekunder meliputi: Analisis Tipologi Klassen, Analisis LQ, Analisis Gravitasi, Analisis Skalogram, dan Analisis pasial. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara umum kecamatan di Kabupaten Boyolali masuk pada kuadran II daerah cepat berkembang yaitu ada 10 kecamatan, kuadran III 5 kecamatan, kuadran I 3 kecamatan dan kudran IV hanya 1 kecamatan. Berdasarkan analisis LQ sektor yang paling dominan menjadi sektor basis di Kabupaten Boyolali antara lain: (1)sektor pertanian dan keuangan ada 12 Kecamatan, (2)sektor perdagangan ada 9 kecamatan, (3) listrik, gas, dan air bersih dan sektor angkutan dan komunikasi dengan 7 kecamatan.(4) Sektor bangunan/konstruksi ada 6 kecamatan, (5) sektor jasa-jasa ada 5 kecamatan. (6) Sektor industri pengolahan dengan 4 kecamatan. Kecamatan yang mempunyai interaksi tertinggi adalah Kecamatan Mojosongo (608.541.573), Kecamatan Teras (556.135.185), Kecamatan Boyolali (476.495.737) sedangkan dengan interaksi terendah adalah Kecamatan Juwangi (15.717.571). Kecamatan dengan hierarki tertinggi sebagai pusat pelayanan adalah Kecamatan Boyolali, dan Kecamatan Banyudono. Pusat pertumbuhan tiap fungsi pusat pelayanan adalah sebagai berikut: Kecamatan Boyolali sebagai PKW, Kecamatan Ampel dan Banyudono sebagai PKL, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Simo, Kecamatan Karanggede sebagai PKLp, KecamatanTeras, Sambi, Ngemplak sebagai PKK, dan PPL meliputi Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, Kecamatan Musuk, Kecamatan Sawit, Kecamatan Nogosari, Kecamatan Andong, Kecamatan Kemusu, Kecamatan Wonosegoro, Kecamatan Juwangi.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/32321/10/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/1/HALAMAN%20DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/2/BAB%20I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/3/BAB%20II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/4/BAB%20III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/6/BAB%20IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/7/BAB%20V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32321/9/LAMPIRAN.pdf