Pemikiran Tan Malaka Tentang Islam dalam Buku Madilog

Sebagai latar belakang pembahasan ini adalah permasalahan yang terus melanda ilmu-ilmu sosial pada zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mungkin hingga saat ini adalah ketidakmampuan menjelaskan apa dan bagaimana seharusnya kerangka berfikir yang ideal pada tiap individu masyarakat. Hingga Mad...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wardhana, Muhammad Edo Sukma (Author), , Dr. Aidul Fitriciada Azhari, SH., M.Hum (Author), , Dr. Moh. Abdul Kholiq Hasan, M.A, M. Ed (Author)
Format: Book
Published: 2014.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sebagai latar belakang pembahasan ini adalah permasalahan yang terus melanda ilmu-ilmu sosial pada zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mungkin hingga saat ini adalah ketidakmampuan menjelaskan apa dan bagaimana seharusnya kerangka berfikir yang ideal pada tiap individu masyarakat. Hingga Madilog serta Pan Islamisme dianggap sebuah solusi untuk permasalahan tersebut. Tan Malaka seorang intlektual bangsa Indonesia (tokoh komunis) telah merumuskan konsep Madilog yang menurutnya ideal dalam kehidupan ini dalam karya-karyanya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG ISLAM DALAM BUKU MADILOG, pemahaman yang sampaikan oleh Tan Malaka dalam memandang Islam serta Pan Islamisme, dan juga keunggulan berikut kelemahan gagasan Tan Malaka. Penelitian ini termasuk jenis penelitian bibliografis dan kualitatif, karena itu sepenuhnya bersifat library research (penelitian kepustakaan) dengan menggunakan metode pendekatan sosiologi dan historis filosofis. Hasil penelitian ini adalah Tan Malaka tidak pernah mengkritik Karl Marx dan Engels, dan menegaskan kembali pendiriannya tentang agama dan keyakinan, yang menurutnya hanyalah ekspressi psikologis, sekaligus tanda keterasingan manusia. Meski tidak menggunakan bahasa yang sama dengan Marx, tetapi secara umum pandangannya sangat berkesesuaian. Tan Malaka meneguhkan cara berfikirnya dalam Madilog, yaitu Materialisme, Dialektika dan Logika. Dan apa yang dikatakan orang dengan "agama‟ hanya diakibatkan factor sosiologis dan psikologis semata. Dan apa yang dikatakan orang dengan malaikat hanya halusinasi, sedang yang ghaib hanya kepercayaan yang tak pantas diselidiki dengan alur Madilog. Karena "Madilog‟ bagi Tan Malaka, hanya berlaku pada materi nyata (benda dan masyarakat) tidak untuk mengkaji agama, karena keyakinan agama sama sekali tak dapat dibuktikan kebenarannya. Sesungguhnya Islam memerintahkan umatnya untuk memperhatikan kemaslahatan dasar yang suci atas individu dan yang berhubungan dengan Tuhan serta lingkungan. Serta hubungan kita dengan manusia - baik secara individu atau komunitas - adalah merupakan tonggak penting bagi lingkungan kita. Maka Islam adalah agama social yang tidak memisahkan keyakinan antara fisik dan metafisik. Sehingga Nampak pemahaman yang sesungguhnya berseberangan antara islam dengan penjelasan Tan Malaka dalam bukunya "Islam dalam tinjauan Madilog" yang menyatakan bahwa tiap-tiap manusia bebas menentukan kepercayaannya masing-masing dalam kalbu dan hati sanubarinya sendiri. Bahkan dalam hal ini Tan Malaka mengakui kebebasan berpikir orang lain sebagaimana ia menuntut pula orang lain menghargai kebebasannya untuk memilih paham yang diterapkan.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/32510/17/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/1/HALAMAN%20DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/2/BAB%20I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/3/BAB%20II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/9/BAB%20III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/10/BAB%20IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/11/BAB%20V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/32510/16/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf