Situasi Psikologis Keluarga Dalam Mengembangkan Religiusitas Anak Pada Keluarga Jawa

Religiusitas merupakan hubungan manusia dengan Tuhan yang harus diakui dan diyakini kebenarannya serta diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku. Situasi psikologis keluarga merupakan suatu keadaan yang meliputi kondisi, realita dan peristiwa pada suatu waktu tertentu yang dipersepsi dapat b...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Hauptverfasser: Yatun, Sri (Verfasst von), , Dr. Moordiningsih, M.Si (Verfasst von)
Format: Buch
Veröffentlicht: 2015.
Schlagworte:
Online-Zugang:Connect to this object online
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Religiusitas merupakan hubungan manusia dengan Tuhan yang harus diakui dan diyakini kebenarannya serta diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku. Situasi psikologis keluarga merupakan suatu keadaan yang meliputi kondisi, realita dan peristiwa pada suatu waktu tertentu yang dipersepsi dapat berpengaruh secara psikologis bagi sekumpulan individu dalam kelompok/keluarga. Budaya masyarakat Jawa yang memiliki sikap hidup rila, narima, dan sabar. Rila disebut juga eklas, yaitu kesediaan menyerahkan segala milik, kemampuan, dan hasil karya kepada Tuhan. Narima berarti merasa puas dengan nasib dan kewajiban yang telah ada, tidak memberontak, tetapi mengucapkan terimakasih. Sabar, menunjukkan ketiadaan hasrat, ketiadaan ketaksabaran, ketiadaan nafsu yang bergejolak. Kenyataan saat ini, anak lebih mengutamakan keinginannya sendiri seperti bermain game, menonton tv, dan bermain gedget sehingga kurang memiliki perhatian terhadap hidup keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan situasi psikologis keluarga dalam mengembangkan religiusitas anak pada keluarga Jawa, mendeskripsikan bentuk-bentuk pengembangan religiusitas anak, dan apa saja nilai-nilai prinsip budaya Jawa yang dapat mengembangkan religiusitas anak. Informan pada penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan kriteria meliputi a) asli kelahiran dan berdomisili di Jawa (Surakarta), b) beragama Islam, c) sudah berkeluarga dan memiliki anak minimal usia 7 tahun. Informan dalam penelitian ini berjumlah 105 informan dengan metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka. Situasi psikologis keluarga yang dapat mengembangkan religiusitas anak adalah saat berkumpul bersama, keluraga harmonis dan dengan situasi apapun anak harus mampu melaksanakan ibadah. Bentuk-bentuk pengembangan religiusitas yang dilakukan oleh orang tua diantaranya memberikan landasan keimanan dan ketaqwaan, aqidah dan akhlak, dan ketauhidan. Nilai-nilai prinsip budaya Jawa yang dapat mengembangkan religiusitas anak meliputi unggahungguh (sopan santun), tepa selira (merasakan apa yang orang lain rasakan), andhap asor (rendah hati), kemudian silahturahmi serta yasinan dan tahlilan.
Beschreibung:https://eprints.ums.ac.id/37448/1/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/2/03.%20Halaman%20Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/5/04.%20BAB%20I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/6/05.%20BAB%20II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/7/06.%20BAB%20III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/9/07.%20BAB%20IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/10/08.%20BAB%20V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/11/09.%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/37448/12/10.%20Lampiran.pdf