Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus G.) Jangka Panjang terhadap Fungsi Ginjal (Studi Pre klinik).
Latar Belakang : Buah belimbing wuluh dan daun tapak dara merupakan tanaman obat yang ada di Indonesia. Kombinasi ekstrak buah belimbing wuluh dan daun tapak dara dilaporkan memiliki efek hipoglikemik. Oleh karena itu dibutuhkan pengujian toksisitas subkronik untuk mengetahui efektivitas dan keamana...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2014-01.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Latar Belakang : Buah belimbing wuluh dan daun tapak dara merupakan tanaman obat yang ada di Indonesia. Kombinasi ekstrak buah belimbing wuluh dan daun tapak dara dilaporkan memiliki efek hipoglikemik. Oleh karena itu dibutuhkan pengujian toksisitas subkronik untuk mengetahui efektivitas dan keamanan dari kombinasi ekstrak tersebut. Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak etanol buah belimbing wuluh dan daun tapak dara jangka panjang terhadap fugsi ginjal (Studi Pre klinik). Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental, rancangan penelitian pretest - posttest with control group design. Hewan uji yang digunakan sebanyak 15 ekor tikus, yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok A : kontrol negatif (CMC Na), kelompok B : kelompok kombinasi ekstrak dosis I (40:40mg/200gBB), kelompok C : kelompok kombinasi ekstrak dosis II (80:80mg/200gBB). Penelitian ini dilakukan selama 90 hari. Dilakukan pemeriksaan urinalisis, ureum, dan kreatinin pada hari ke 0, 45, dan 90. Setelah data ureum dan kreatinin terkumpul, dianalisis dengan menggunakn uji Shapiro-Wilk, Test of Homogenity of Variances, Anova, dan LSD Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil urinalisis yang menggunakan reagen strips, terdapat beberapa indikator yang meningkat pada hari ke 45 dan 90, seperti bilirubinogen, urobilinogen, keton, nitrit, leukosit, dan asam akorbat. Data ureum yang dianalisis menggunakan Anova pada hari ke 45 didapatkan p=0,275, nilai p>0,05 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol. Pada hari ke 90 didapatkan p=0,040, nilai p<0,05 yang berarti ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol. Data kreatinin yang didapat pada hari ke 45 dianalisis menggunakan Anova dan didapatkan hasil p=0,923, nilai p>0,05 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol. Data kreatinin hari ke 90 dianalisis menggunakan Anova didapatkan hasil p=0,042 yang berarti ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol. Kesimpulan : Pemeriksaan fungsi ginjal yang paling spesifik adalah kadar kreatinin di dalam serum darah, dan hasilnya menunjukkan kadar kreatinin dalam serum darah relatif konstan dan dalam batas normal. Hasil ini menunjukkan kombinasi ekstrak ini tidak menyebabkan kerusakan fungsi ginjal. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/37923/1/HALAMAN%20DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/2/BAB%201.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/4/BAB%202.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/10/BAB%203.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/11/BAB%204.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/12/BAB%205.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/16/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/19/Lampiran.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/22/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf https://eprints.ums.ac.id/37923/23/SURAT%20PERNYATAAN%20TIDAK%20PUBLIKASI.pdf |