Penataan Kawasan Jayengan sebagai Wisata Perhiasan (Pendekatan pada Wisata Kreatif)

Kelurahan Jayengan merupakan tempat tinggal para abdi dalem pengurus minuman bila ada pesta di istana. Namun ada sumber lain mengatakan bahwa Jayengan adalah tempat tinggal abdi dalem prajurit istana Keraton Surakarta bernama Jayagastra, prajurit Prameswari Dalem dan abdi dalem prajurit Jayantaka, p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Muhammad, Arifin Nur (Author), , Ir. Alpha Febela P, MT (Author), , Yayi Arsandrie, ST., MT (Author)
Format: Book
Published: 2015.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_38727
042 |a dc 
100 1 0 |a Muhammad, Arifin Nur  |e author 
700 1 0 |a , Ir. Alpha Febela P, MT  |e author 
700 1 0 |a , Yayi Arsandrie, ST., MT  |e author 
245 0 0 |a Penataan Kawasan Jayengan sebagai Wisata Perhiasan (Pendekatan pada Wisata Kreatif) 
260 |c 2015. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/25/artikel%20publikasi.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/4/halaman%20depan.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/7/bab%20I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/10/bab%20II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/13/bab%20III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/16/bab%20IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/18/daftar%20pustaka.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/21/Lampiran.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/38727/24/pernyataan.pdf 
520 |a Kelurahan Jayengan merupakan tempat tinggal para abdi dalem pengurus minuman bila ada pesta di istana. Namun ada sumber lain mengatakan bahwa Jayengan adalah tempat tinggal abdi dalem prajurit istana Keraton Surakarta bernama Jayagastra, prajurit Prameswari Dalem dan abdi dalem prajurit Jayantaka, prajurit berani mati, pengawal pribadi raja. Kelurahan ini terletak jalan selatan Klenteng Secoyudan ke selatan pertigaan Notosuman, ke barat sampai perempatan jalan keraton, ke utara sampai perempatan Singosaren. Di Kelurahan Jayengan terdapat kampung-kampung yaitu Jayengan, Gandekan, Keparen, Surobawon, Kartodipuran, Borotodipuaran, Nyutran, Notokusuman, Macanan, Suroloyan, Kali Larangan. Kampung Jayengan termasuk dalam kelurahan Jayengan yang sekarang dihuni oleh mayoritas suku Banjar Martapura Kalimantan Selatan. Sejak berdirinya Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan, sejak itu pula para pedagang dari Banjar mulai merantau membawa dagangan hasil alam. Intan adalah komoditas utama para pedagang dari daerah Banjar di Kota Solo. Melalui Sungai Bengawan Solo yang menjadi akses menuju pelabuhan Surabaya dan langsung ke utara menuju Banjarmasin merupakan rute yang ditempuh para pedagang zaman dahulu memulai komunitas ini. Suku Banjar pada awalnya tinggal di daerah pinggiran aliran sungai agar mudah dalam melakukan transportasi ketika jual beli batu perhiasan dan emas. Sedikit demi sedikit seiring pengalihan moda transportasi dari air ke darat, maka Suku Banjar bergeser ke pinggiran jalan, hingga sampai ke daerah Kampung Jayengan. Sebagian dari orang-orang Banjar ditahan oleh keraton untuk membuat xvii perhiasan bagi para keluarga keraton. Banjar merupakan salah satu komunitas yang sudah ada hampir seabad silam. Komunitas ini tersebar di berbagai kota Solo namun berpusat di Kampung Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah. Suku Banjar yang berprofesi sebagai pengrajin batu perhiasan dan emas juga melakukan jual beli di Kampung Jayengan dan menetap di kampung tersebut hingga turun temurun, sehingga Kampung Jayengan dikenal sebagai "Kampung Kemasan".Suku Banjar yang berprofesi sebagai pengrajin batu perhiasan dan emas mengalami kejayaan. Seiring perkembangan zaman, datangnya pedagang asing yang berada di Coyudan, persaingan perekonomian pengrajin perhiasan menurun dan tidak ada generasi yang meneruskan menjadikan pengrajin perhiasan mati dan tidak terurus. Konsep-konsep yang di terapkan dalam perencanaan ini adalah merawat, menghidupkan bangunan bersejarah yang ada di Jayengan. Termasuk bangunan bekas pengrajin, bangunan bekas rumah Bp. Abdoessoekoer, Masjid Darussalam dll dengan alih fungsi bangunan dan menambahkan konsep workshop di beberapa bangunan. Diharapkan wisatawan bisa mandiri, kreatif dan ikutserta dalam kepariwisataan. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a NA Architecture 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/38727/ 
787 0 |n D300110008 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/38727/  |z Connect to this object online