Analisa Pengaruh Variasi Suhu SinteringPada PencetakanBola PlastikBerongga ProsesRotation Molding

Proses rotation molding adalah proses pembentukan plastik bersuhu tinggi dan bertekanan rendah yang mengunakan panas dan biaxsial rotation (rotasi pada dua sumbu). Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pencetakan rotation molding adalah plastik, hal ini dikarenakan kelebihan-kelebihan polimer plas...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: SUPRIYANTO, Aries (Author), , Bambang Waluyo F, S.T, M.T (Author), , Tri Widodo Besar R, S.T., M.Sc., Ph.D (Author)
Format: Book
Published: 2015.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Proses rotation molding adalah proses pembentukan plastik bersuhu tinggi dan bertekanan rendah yang mengunakan panas dan biaxsial rotation (rotasi pada dua sumbu). Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pencetakan rotation molding adalah plastik, hal ini dikarenakan kelebihan-kelebihan polimer plastik yang dimiliki seperti mudah dibentuk, dapat dibuat beraneka ragan warna, ringan, kuat, tidak mudah pecah, anti karat dan lain sebagainya. Proses pembuatan diawali dengan persiapan bahan yaitu biji plastik LDPE (Low Density Polyethylene dan dicetak mengunakan mesin rotation molding dengan variasi suhu sintering 90˚C, 100˚C, 110˚C. Analisa spesimen bola plastik berongga yang dilakukan adalah analisa penyusutan dengan setandar ASTM D 6289, dan analisa pengujian ketebalan dan mengetahui foto makro. Dari hasil pengujian pengukuran penyusutan spesimen bola plastik berongga didapat nilai penyusutan. Suhu sintering 90˚C tidak dapat dilakukan pengambilan data, pada suhu sintering 100˚C mengalami rata-rata penyusutan sebesar 2,28%. Untuk variasi suhu sintering 110˚C mengalami rata-rata penyusutan sebesar 1,97%. Pengujian ketebalan pada suhu sintering 90˚C tidak dapat dilakukan pengambilan data, pada suhu sintering 100˚C mengalami rata-rata ketebalan 5,17mm. Untuk variasi suhu sintering 110˚C mengalami rata-rata ketebalan 4,92mm. Untuk pengujian foto makro dapat ditarik kesimpulan pada suhu sintering 90˚C terjadi tahapan initial point contack, pada suhu sintering 100˚C terjadi tahapan Intermediad Stage (tahap peralihan) atau pertumbuhan leher tahap awal, pada suhu sintering 110˚C terjadi tahapan final stage (tahap akhir) tahapan ini porus akan terisolasi dan grain boundary (batas butir) menyatu.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/40083/1/2.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/2/3.%20HALAMAN%20DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/3/4.BAB%20%20I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/5/5.%20BAB%20%20II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/9/6.%20BAB%20%20III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/10/7.%20BAB%20%20IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/11/8.%20BAB%20%20V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/12/9.%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/13/10.%20LAMPIRA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/40083/14/1.%20SURAT%20PERNYATAAN%20PERNYATAAN.pdf