PENGARUH STRES KERJA DAN KONDISI KERJA TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN DI PT. MONDRIAN KLATEN

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan kabel mempunyai kecenderungan untuk bangkrut, tidak bangkrut, atau terletak pada daerah rawan serta membuktikan bahwa metode Z-Score dapat digunakan dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan pada perusahaan perusahaan kabel Tbk....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SUSILORINI , FITRIANA (Author)
Format: Book
Published: 2010.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_8072
042 |a dc 
100 1 0 |a  SUSILORINI , FITRIANA  |e author 
245 0 0 |a PENGARUH STRES KERJA DAN KONDISI KERJA TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN DI PT. MONDRIAN KLATEN 
260 |c 2010. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/8072/1/B100060226.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/8072/2/B100060226.pdf 
520 |a Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan kabel mempunyai kecenderungan untuk bangkrut, tidak bangkrut, atau terletak pada daerah rawan serta membuktikan bahwa metode Z-Score dapat digunakan dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan pada perusahaan perusahaan kabel Tbk. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan yang diambil dari Indonesia Capital Market Directory tahun 2005-2007. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriminan Z-Score Altman. Z score = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Kesimpulannya bahwa menurut analisis diskriminan terhadap perusahaan industri kabel yang terdaftar di BEI, diketahui bahwa PT. Kabelindo Murni Tbk tergolong dalam kategori bangkrut. PT. GT Kabel Indonesia Tbk, PT. Jembo Cable Company Tbk dan PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk tergolong ke dalam perusahaan yang berada di grey area / keragu-raguan untuk bangkrut atau tidak bangkrut, sedangkan PT. Sumi Indo Kabel Tbk dan PT. Voksel Electric Tbk tergolong dalam kategori tidak bangkrut. Dengan analisis diskriminan dapat diketahui potensi kebangkrutan yang dimiliki perusahaan 2 tahun sebelum dinyatakan bangkrut. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa formula yang ditemukan oleh Altman bisa digunakan sebagai salah satu alat ukur yang handal untuk memprediksi kebangkrutan sebuah perusahaan. Saran untuk perusahaan yang sudah berada pada tidak bangkrut/sehat dapat mempertahankan sistem manajemen yang sudah ada, untuk perusahaan yang berada di gray area / keragu-raguan perusahaan diindikasikan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat dan untuk perusahaan yang masuk kategori bangkrut, manajemen harus secepatnya melakukan penanganan yang tepat jika tidak perusahaan akan mengalami kebangkrutan. 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a HD28 Management 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/8072/ 
787 0 |n  B100060226 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/8072/  |z Connect to this object online