UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK INFUSA REMEK WATU (Hedyotis auricularia L.) PADA KELINCI PUTIH JANTAN GALUR NEW ZEALAND

Demam merupakan suatu gejala yang sering muncul pada banyak penyakit. Meskipun demam bukan merupakan suatu penyakit, namun penanganannya sangat penting untuk menghindari kenaikan suhu yang terlalu tinggi. Daun dan seluruh bagian remek watu memiliki khasiat empirik sebagai penurun panas. Penelitian i...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DAUATI, SILA FIQHI (Author)
Format: Book
Published: 2008.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_8879
042 |a dc 
100 1 0 |a DAUATI, SILA FIQHI   |e author 
245 0 0 |a UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK INFUSA REMEK WATU (Hedyotis auricularia L.) PADA KELINCI PUTIH JANTAN GALUR NEW ZEALAND  
260 |c 2008. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/8879/1/K100040019.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/8879/2/K100040019.pdf 
520 |a Demam merupakan suatu gejala yang sering muncul pada banyak penyakit. Meskipun demam bukan merupakan suatu penyakit, namun penanganannya sangat penting untuk menghindari kenaikan suhu yang terlalu tinggi. Daun dan seluruh bagian remek watu memiliki khasiat empirik sebagai penurun panas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek antipiretik infusa remek watu (Hedyotis auricularia L.) pada kelinci putih jantan galur New Zealand. Penelitian yang dilakukan menggunakan 30 ekor kelinci putih jantan galur New Zealand, yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok secara acak. Tiap kelompok terdiri dari 5 ekor, 5 kelompok diinjeksi dengan vaksin DPT-Hb 0,25 ml secara intra vena pada menit ke-30 untuk menimbulkan demam. Pada menit ke-120 masing- masing kelompok mendapatkan perlakuan, kelompok I sebagai kontrol negatif mendapat akuades 4ml/kgBB, kelompok II, III, dan IV masing-masing mendapat 4ml/kgBB infusa remek watu dengan dosis berturut-turut 200 mg/kgBB, 400mg/kgBB, dan 800mg/kgBB. Kelompok V sebagai kontrol positif mendapat parasetamol 24mg/kgBB, semuanya diberikan secara peroral. Kelompok VI adalah kelompok tanpa perlakuan yang digunakan untuk mengontrol suhu normal. Pengukuran suhu tubuh dilakukan melalui rektal tiap 30 menit dimulai dari menit ke- 0 sampai menit ke-270. Data yang diperoleh berupa data penurunan suhu. Hasil penelitian diketahui infusa Hedyotis auricularia L dosis 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB memiliki efek antipiretik pada kelinci putih jantan galur New Zealand yang telah diinduksi demam. 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a RS Pharmacy and materia medica 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/8879/ 
787 0 |n K100040019 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/8879/  |z Connect to this object online