STIMULUS DONGENG DALAM PEMBELAJARAN SENI TARIUNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIALPADA SISWA KELAS III SDN ISOLA 2 BANDUNG
Pelaksanaan Pendidikan seni tari di sekolah dasar dirasakan kurang memperhatikan pendidikan nilai (sikap) peserta didik, padahal pendidikan nilai termasuk penting dalam pembentukan sikap dan pribadi siswa dalam menjalin interaksi sosial dengan lingkungannya, di samping pendidikan kognitif, dan psiko...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2008-01-16.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Pelaksanaan Pendidikan seni tari di sekolah dasar dirasakan kurang memperhatikan pendidikan nilai (sikap) peserta didik, padahal pendidikan nilai termasuk penting dalam pembentukan sikap dan pribadi siswa dalam menjalin interaksi sosial dengan lingkungannya, di samping pendidikan kognitif, dan psikomotornya. Pendidikan nilai sangat perlu diterapkan sejak usia dini sebagai dasar dalam pengembangan sikap dan prilaku peserta didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan suatu cara untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan stimulus dongeng dalam pembelajaran seni tari. Pada umumnya anak masa awal SD sangat tertarik pada dongeng, selain itu dalam dongeng terkandung atikan moral yang dapat memberikan contoh baik bagi siswa. Melalui stimulus tersebut, siswa dapat berimajinasi dan berkreasi secara bebas, serta memahami pendidikan nilai sosial yang terkandung didalamnya, kemudian dapat teraplikasikan ke dalam sikap dan tindakan di kelas pada saat penciptaan tari kreasi secara berkelompok. Meningkatkan kecerdasan sosial bukan hal yang langsung dapat terlihat hasilnya, tetapi harus terus menerus diberikan melalui tahapan-tahapan tertentu dan memerlukan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, hanya melihat kepada gejala perubahan dan perkembangan anak didik, itupun dibatasi pada hipotesis penelitian, yang pada suatu kondisi tertentu dapat berubah lagi. Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain one group pretest-posttes, yakni eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja, tanpa adanya kelompok perbandingan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumentasi, dan tes. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif, dan dideskripsikan secara kualitatif dalam penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dan pengolahan data, serta pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan dongeng sebagai stimulus dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t empirik yang lebih besar dari nilai t teoritik pada masing-masing aspek penilaian, yakni pada penilaian aspek kognitif, diperoleh nilai t 8,67 > 2,75, pada penilaian aspek afektif diperoleh nilai t 8,89 > 2,75, pada penilaian aspek psikomotor diperoleh nilai t 8,44 > 2,75. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/100433/1/s_pst_034592_table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/100433/2/s_pst_034592_chapter1.pdf http://repository.upi.edu/100433/3/s_pst_034592_chapter2.pdf http://repository.upi.edu/100433/4/s_pst_034592_chapter3.pdf http://repository.upi.edu/100433/5/s_pst_034592_chapter4.pdf http://repository.upi.edu/100433/6/s_pst_034592_chapter5.pdf http://repository.upi.edu/100433/7/s_pst_034592_bibliography.pdf |