STUDI TENTANG PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADITS :Penelitian Kualitatif Pada MTsN I dan 2 di Kota Bandung

• Main Author: Ali, Muhammad (Author)
• Format: Book
• Published: 2009-08-13.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/10083/1/t_pk_0704817_table_of_contents.pdf; http://repository.upi.edu/10083/2/t_pk_0704817_chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/10083/3/t_pk_0704817_chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/10083/4/t_pk_0704817_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/10083/5/t_pk_0704817_chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/10083/6/t_pk_0704817_chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/10083/7/t_pk_0704817_bibliography.pdf
• Keywords: L Education (General)

Dalam tesis yang berjudul "Studi Tentang Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran A-Qur'an Hadits (Penelitian Kualitatif Pada MTs Negeri 1 dan 2 di Kota Bandung). Tujuan penelitian ini dimaksud untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai (1) perencanaan penyusunan KTSP (2) pelaksanaan KTSP (3) kegiatan penilaian KTSP (4) faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan KTSP. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskripsi atas dasar paradigma naturalistik yaitu suatu paradigma yang mengacu pada kondisi lingkungan yang alami (natural), apa adanya tanpa dimanipulasi, dengan data yang dikumpul adalah data kualitatif. Sumber data dan instumen penelitian akan langsung diperoleh dari kepala madrasah, wakil kepala bidang kurikulum, guru mata pelajaran al-qur'an hadits kelas VII dilengkapi dengan dokumen satu dan dua KTSP MTs Negeri 1 dan 2 Kota Bandung, serta sarana dan prasarana pendukung pengembangan KTSP. Teknik pengumpulan data penelitian adalah teknik dokumentasi, wawancara dan observasi. Dari data yang dikumpulkan akan dideskripsikan, dianalisis dan dilakukan pembahasan sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan. Hasil penelitian ini menemukan berbagai tuntutan dan pengharapan dari KTSP mata pelajaran Al-Qur'an Hadits yang belum terlaksana sebagaimana mestinya. (1) Perencanaan penyusunan KTSP MTs Negeri 1 dan 2 belum melibatkan pihak-pihak lain (stakeholder) secara keseluruhan, sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 ayat 2 menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. (2) pelaksanaan KTSP guru cenderung menggunakan pola-pola lama seperti jika kondisi dan situasi tidak memungkinkan menerapkan perangkat pembelajaran maka guru menggunakan pola-pola lama. Metode pembelajaran yang dilakukan telah menggunakan model pembelajaran bermakna seperti yang diharapkan oleh KTSP yang terdiri atas lima tahap yaitu, tahap pemanasan, tahap ekplorasi, tahap konsolidasi pembelajaran, tahap pembentukan sikap dan perilaku serta tahap penilaian, akan tetapi dalam pelaksanaannya terkadang tidak terlaksana seperti aktivitas belajar siswa belum sepenuhnya melibatkan aktivitas siswa. (3) kegiatan penilaian KTSP kurang bervariasi dan pendokumentasi hasil pekerjaan siswa belum tertata dengan rapih. (4) faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan KTSP sangat mendukung pengembangan kurikulum, seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dukungan dari masyarakat, akan tetapi belum terlaksana sebagaimana harapan KTSP itu sendiri, pengembangan kurikulum masih terfokus pada kepala sekolah dan guru-guru mata pelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pengembangan KTSP mata pelajaran Al-Qur'an Hadits pada MTs Negeri 1 dan 2 Kota Bandung sudah memenuhi harapan dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun masih banyak ditemukan hal-hal yang perlu disempurnakan atau belum terlaksana sesuai dengan tuntutan atau harapan kurikulum. Salah satu penyebabnya adalah sosialisasi kurikulum yang kurang merata.