KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA LOW VISION

Kemampuan membaca permulaan merupakan suatu syarat yang sangat diperlukan dalam mengikuti pendidikan formal. Penelitian ini menggambarkan suatu kondisi kemampuan membaca permulaan siswa low vision pada sebuah lembaga pendidikan di sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat. Lembaga yang menyelenggaraka...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mardiana, Een (Author)
Format: Book
Published: 2012-01-24.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kemampuan membaca permulaan merupakan suatu syarat yang sangat diperlukan dalam mengikuti pendidikan formal. Penelitian ini menggambarkan suatu kondisi kemampuan membaca permulaan siswa low vision pada sebuah lembaga pendidikan di sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat. Lembaga yang menyelenggarakan layanan pendidikan bagi siswa tunanetra yang di dalamnya juga melayani pendidikan bagi siswa low vision ini, juga menyandang predikat sebagai sub center layanan low vision. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca permulaan siswa low vision dan faktor-faktor yang melatarbelakangi kemampuan membaca siswa low vision di SLB X yang menjadi tempat penelitian.Subjek pada penelitian ini adalah tiga orang siswa low vision yang telah mengikuti pendidikan lebih dari tiga tahun dan mengalami hambatan dalam kemampuan membaca permulaan, namun tidak memiliki hambatan kognitif. Siswa tersebut duduk di kelas V, kelas VII, dan kelas VIII. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metoda studi kasus. Ruang lingkup yang diteliti meliputi kemampuan membaca permulaan, kondisi penglihatan, kondisi lingkungan belajar, sarana belajar yang digunakan dalam kegiatan membaca permulaan, dan pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan.Hasil temuan dari penelitian menggambarkan kondisi kemampuan membaca huruf awas yang cukup baik, kondisi kemampuan penglihatan dari tiga subjek adalah dua orang siswa masih memungkinkan membaca dengan menggunakan huruf awas yang dicetak dengan ukuran (poin) lebih besar, kondisi lingkungan belajar yang kurang menunjang terhadap kebutuhan siswa terutama yang berbubungan dengan sistim pencahayaan sehingga siswa yang masih memiliki kemampuan penglihatan yang masih baik tidak dapat memfungsikan penglihatannya. Tidak ada sarana belajar yang dapat digunakan oleh siswa low vision. Program pembelajaran membaca yang disajikan guru belum mengarah pada kebutuhan siswa. Pada lembaga ini tidak ada prosedur asesmen yang seharusnya dilakukan dalam melayani siswa low vision. Tidak ada asesmen penglihatan, apalagi asesmen medis dan asesmen klinis yang merupakan prasyarat bagi asesmen fungsional. Akibat dari hal tersebut, potensi siswa yang masih dapat difungsikan sebagaimana mestinya tidak dapat berkembang optimal yang akhirnya muncul hambatan- hambatan pada pembelajaran membaca.Rekomendasi yang paling penting dari penelitian ini adalah ditujukan pada para praktisi di lapangan dan juga lembaga-lembaga di atasnya yang terkait, hendaknya selalu melakukan pembinaan yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan dalam memberikan layanan bagi para siswa penyandang low vision, agar para siswa low vision dapat terlayani dengan baik dan benar.
Item Description:http://repository.upi.edu/10096/1/t_pkkh_0908269_table_of-content.pdf
http://repository.upi.edu/10096/2/t_pkkh_0908269_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/10096/3/t_pkkh_0908269_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/10096/4/t_pkkh_0908269_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/10096/5/t_pkkh_0908269_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/10096/6/t_pkkh_0908269_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/10096/7/t_pkkh_0908269_bibliography.pdf