PENGGUNAAN DISFEMISME DALAM TUTURAN FANWAR ANTARPENGGEMAR K-POP DI TWITTER : Kajian Pragmatik

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penggunaan disfemisme yang ditemukan dalam tweet fanwar antarpenggemar K-POP di Twitter. Fanwar yang dilakukan para penggemar K-POP berlangsung terus-menerus dengan permasalahan yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, mendorong peneliti untuk me...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Milani Yasyfi Husnayaini, - (Author)
Format: Book
Published: 2023-07-28.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penggunaan disfemisme yang ditemukan dalam tweet fanwar antarpenggemar K-POP di Twitter. Fanwar yang dilakukan para penggemar K-POP berlangsung terus-menerus dengan permasalahan yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap penggunaan bahasa dalam tuturan yang mengandung disfemisme dalam tweet fanwar antarpenggemar K-POP di Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) daya tuturan; (2) Implikatur tuturan; dan (3) tingkat validitas tuturan yang mengandung disfemisme dalam tweet fanwar antarpenggemar K-POP di Twitter. Subjek dalam penelitian ini merupakan tweet utuh yang mengandung disfemisme berupa kata atau frasa dan dituturkan dalam konteks fanwar antarpenggemar K-POP di Twitter dalam jangka waktu Januari - Juni 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan mengamati tuturan fanwar yang ditulis dalam tweet para penggemar K-POP kemudian tweet tersebut ditangkap layar. Setelah itu, hasil tangkap layar akan disalin tempel ke dalam microsft word dan dicatat ke dalam bentuk tabel untuk diberi nomor data agar mempermudah tahap analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur yang terdapat dalam penelitian yaitu tindak tutur ilokusi ekspresif menyindir dan mengkritik, tindak tutur ilokusi asertif menyatakan, serta tindak tutur ilokusi direktif memerintah. Tindak tutur yang paling banyak ditemukan yaitu tindak tutur ilokusi ekspresif menyindir. Implikatur yang terdapat dari seluruh data yang diteliti, semuanya implikatur konvensional. Artinya, maksud dari tuturan dapat diperoleh tidak perlu berdasarkan prinsip kerja sama atau maksim-maksim. Validitas tuturan dalam penelitian ini yang paling dominan adalah tuturannya tidak valid karena kurangnya bukti agar tuturan dapat dikatakan benar dan sepenuhnya. Kata kunci: disfemisme, tindak tutur, implikatur, validitas tuturan, Twitter, penggemar k-pop. ABSTRACT This research is motivated by the many uses of dysphemism found in fanwar tweets among K-POP fans on Twitter. Fanwars carried out by K-POP fans continue with different problems. Based on this, it encourages researchers to conduct research on the use of language in speech that contains dysphemism in fanwar tweets among K-POP fans on Twitter. This study aims to describe (1) speech acts; (2) implicature; and (3) validity conditions of containing dysphemism in fanwar tweets among K-POP fans on Twitter. The subjects in this study were whole tweets containing dysphemisms in the form of words or phrases and were spoken in the context of fanwar among K-POP fans on Twitter in the period January - June 2023. The method used in this study is qualitative method. The data was collected by observing fanwar utterances written in K-POP fan tweets and then the tweets were screenshotted. After that, the screenshot will be copied and pasted into a microsft word and recorded into a table to be numbered to facilitate the analysis stage. The results showed that the speech acts contained in the study were expressive illocutionary speech acts insinuating and criticizing, assertive illocutionary speech acts expressing, and directive commanding illocutionary speech acts. The most common speech act found is the illocutionary speech act expressive satire. The implications contained in this study are from 15 data, all of which are conventional implicatures. That is, the purpose of speech can be obtained not necessarily based on the principle of cooperation or maxims. The most dominant validity condition in this study is that the speech is invalid due to the lack of evidence so that speech can be said to be true and completely. Keywords: dysphemism, speech acts, implicature, validity conditions, Twitter, k-pop fans.
Item Description:http://repository.upi.edu/101210/1/S_IND_1903055_Title.pdf
http://repository.upi.edu/101210/2/S_IND_1903055_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/101210/3/S_IND_1903055_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/101210/4/S_IND_1903055_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/101210/5/S_IND_1903055_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/101210/6/S_IND_1903055_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/101210/7/S_IND_1903055_Appendix.pdf