PENGGUNAAN MAKIAN DALAM BAHASA INDONESIA(SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

Salah satu fungsi bahasa adalah fungsi ekspresif, yakni untuk mengekspresikan perasaan si pemakai bahasa. Saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan hati, misalnya yang membuat marah, si pemakai bahasa dapat menunjukkan bentuk kemarahannya itu melalui ungkapan makian. Kini, fenomena penggunaan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Euis N.M Suhendar, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-07-18.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_101396
042 |a dc 
100 1 0 |a Euis N.M Suhendar, -  |e author 
245 0 0 |a PENGGUNAAN MAKIAN DALAM BAHASA INDONESIA(SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) 
260 |c 2011-07-18. 
500 |a http://repository.upi.edu/101396/1/s_ind_0707949_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/101396/2/s_ind_0707949_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/101396/3/s_ind_0707949_chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/101396/4/s_ind_0707949_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/101396/5/s_ind_0707949_chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/101396/6/s_ind_0707949_bibliography.pdf 
520 |a Salah satu fungsi bahasa adalah fungsi ekspresif, yakni untuk mengekspresikan perasaan si pemakai bahasa. Saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan hati, misalnya yang membuat marah, si pemakai bahasa dapat menunjukkan bentuk kemarahannya itu melalui ungkapan makian. Kini, fenomena penggunaan makian dalam bahasa Indonesia semakin mewarnai aktivitas berbahasa seseorang. Oleh karena itulah, penelitian sosiolinguistik terhadap penggunaan makian dalam bahasa Indonesia dinilai menjadi suatu kajian yang menarik. Dengan demikian, dapat diketahui variabel-variabel sosiolinguistik yang memengaruhi penggunaan makian dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal berikut, yakni (1) ragam bentuk lingual makian dalam bahasa Indonesia, (2) variasi referensi makian dalam bahasa Indonesia, (3) pengaruh kelas sosial pemakai bahasa terhadap penggunaan makian dalam bahasa Indonesia, (4) pengaruh jenis kelamin pemakai bahasa terhadap penggunaan makian dalam bahasa Indonesia, serta (5) pengaruh perbedaan pemakai bahasa terhadap penggunaan makian dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data terdiri atas KBBI edisi keempat, buku cerita silat, dan responden angket. Sementara itu, data penelitian berupa ungkapan makian dalam bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui metode simak, catat, dan angket. Data yang terkumpul selanjutnya diidentifikasi dan dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian. Berikut adalah hasil penelitian yang dijelaskan secara singkat. Pertama, ragam bentuk lingual makian dalam bahasa Indonesia yang secara garis besar mencakupi makian bentuk kata, frasa, dan klausa. Kedua, variasi referensi makian dalam bahasa Indonesia yang terdiri atas (1) keadaan, (2) binatang, (3) benda, (4) bagian tubuh, (5) kekerabatan, (6) makhluk halus, (7) aktivitas, (8) profesi, dan (9) seruan. Ketiga, pengaruh kelas sosial terhadap penggunaan makian dalam bahasa Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa yang berpendidikan tinggi lebih dominan memaki dengan referensi keadaan dan seruan daripada yang berpendidikan rendah, khususnya yang laki-laki dominan memaki dengan referensi binatang dan keadaan. Sementara itu, yang PNS dominan memaki dengan referensi keadaan dan seruan sedangkan yang non-PNS, khususnya yang laki-laki muda dominan memaki dengan referensi keadaan dan binatang. Keempat, pengaruh jenis kelamin yang mengindikasikan bahwa semua perempuan dominan memaki dengan referensi keadaan dan seruan, kecuali perempuan muda berpendidikan rendah yang dominan memaki dengan referensi binatang dan keadaan. Laki-laki berpendidikan rendah yang muda dominan memaki dengan referensi binatang dan keadaan sedangkan laki-laki berpendidikan rendah yang tua dominan memaki dengan referensi keadaan dan binatang. Sementara itu, laki-laki berpendidikan tinggi, baik usia muda maupun tua dominan memaki dengan referensi keadaan dan seruan. Kelima, pengaruh usia yang menunjukkan bahwa baik yang muda (kurang dari 40 tahun) maupun yang tua (lebih dari 40 tahun) dominan memaki dengan referensi keadaan dan seruan, kecuali yang usia muda berjenis kelamin laki-laki yang dominan memaki dengan referensi binatang dan keadaan. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/101396/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/101396  |z Link Metadata