LEGENDA ASAL MULA PULAU BELITUNG

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan pulau Belitung mempunyai banyak ragam kebudayaan di dalamnya. Begitu pula dengan cerita legendanya. Kesenian-kesenian yang kini mulai bangkit kembali setelah pulau Belitung dikenal masyarakat luas yang bermula dengan adanya novel dan film Laskar Pelangi....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dian Madhona, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-12-16.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan pulau Belitung mempunyai banyak ragam kebudayaan di dalamnya. Begitu pula dengan cerita legendanya. Kesenian-kesenian yang kini mulai bangkit kembali setelah pulau Belitung dikenal masyarakat luas yang bermula dengan adanya novel dan film Laskar Pelangi. Legenda ini dipercayai oleh masyarakat Belitung sebagai legenda atau sejarah terjadinya pulau Belitung. Pelestarian cerita rakyat yang memiliki nilai budaya yang baik bagi kekayaan budaya bangsa. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah struktur Legenda Asal Mula Pulau Belitung? 2) Bagaimanakah konteks penuturan Legenda Asal Mula Pulau Belitung?3) Bagaimanakah fungsi Legenda Asal Mula Pulau Belitung? 4) Bagaimanakah proses penciptaan Legenda Asal Mula Pulau Belitung?.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode yang memusatkan perhatian terhadap data alamiah yakni data yang ada hubungannya dengan konteks keberadaanya (data primer berupa wawancara/rekaman).Manfaat penelitian ini, antara lain diperoleh deskripsi cerita rakyat tentang Legenda Asal Mula Pulau Belitung bagi masyarakat pendukung cerita rakyat tersebut maupun masyarakat luas. Adapun manfaat lain yakni, diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan tentang studi sastra lisan terhadap perkembangan ilmu sastra, khususnya bidang folklor yang berguna dalam perkembangan penelitian sastra lisan.Berdasarkan analisis, didapat beberapa kesimpulan: dari analisis alur tampak bahwa yang menggerakkan cerita dari ketiga penutur adalah sama, yakni Puteri. Sedangkan dari penokohan terdapat perbedaan pada penutur ketiga. Pada penutur pertama dan kedua sidikit menceritakan tokoh Permaisuri dan Hulu Balang, sedangkan penutur ketiga sama sekali tidak menyingung tentang itu. Ketiga penutur menjelaskan latar yang sama. Tidak ada batasan audience untuk mendengarkan cerita. Siapa saja bisa mendengarkan atau menjadi audience, tua, muda, siang, malam, asalkan benar-benar memahami isi cerita. Pada proses penciptaan, penutur menjelaskan bahwa pewarisan legenda terjadi secara turun-temurun. Daya ingat yang kuat menjadi kunci utama pada proses penciptaan. Analisis fungsi menjelaskan bahwa ditemukan tiga fungsi cerita antara lain: 1. Sebagai pengesah kebudayaan, 2. Sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial dan sebagai alat pengendali sosial. 3. Alat pendidikan anak.
Item Description:http://repository.upi.edu/102092/1/s_ind_0703843_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/102092/2/s_ind_0703843_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/102092/4/s_ind_0703843_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/102092/5/s_ind_0703843_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/102092/6/s_ind_0703843_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/102092/3/s_ind_0703843_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/102092/5/s_ind_0703843_bibliography.pdf