DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN WARUNG KONDANG KABUPATEN CIANJUR

Konversi lahan petanian secara besar-besaran telah menjadi fenomena yang tidak asing lagi di Indonesia. Ketika pembangunan ekonomi berjalan pesat (dalam periode 1999-2000) total konversi lahan pertanian di Indonesia mencapai 1,58 juta hektar. Konversi lahan pun telah terjadi di Kecamatan Warungkonda...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Taufiq Tricahyo Fajarwanto, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-06-28.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Konversi lahan petanian secara besar-besaran telah menjadi fenomena yang tidak asing lagi di Indonesia. Ketika pembangunan ekonomi berjalan pesat (dalam periode 1999-2000) total konversi lahan pertanian di Indonesia mencapai 1,58 juta hektar. Konversi lahan pun telah terjadi di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Dari tahun ke tahun telah terjadi alih fungi lahan pertanian menjadi permukiman, akibat desakan penduduk terutama di Kecamatan Warungkondang. Sehingga lahan terbangun semakin meningkat sehubungan lahan pertanian sawah semakin berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengidentifikasi pola alih fungsi lahan dari pertanian sawah menjadi lahan permukiman di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur, (2) mengidentifikasi pengaruh fasilitas umum pada lahan konversi terhadanp perkembangan nilai lahan, (3) menganalisis perkembangan nilai lahan di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan menganalisis data penelitian yang didapat dari masalah yang ada di lapangan. Adapun jumlah sampel orang dalam penelitian sebanyak 77 orang sedangkan sampel tempat atau objek dalam penelitian adalah Desa Tegalega, Desa Sukawangi, Desa Bunisari dan Desa Jambudipa. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan persentasi (%). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) ada pola alih fungsi lahan dari pertanian sawah menjadi lahan permukiman di tempat penelitian Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur pada tahun 2000 luas lahan sawah mencapai 36,80% sedangkan lahan permukiman mencapai 34,59%. Sedangkan pada tahun 2010 lahan sawah hanya tinggal 32,12% dan lahan permukiman mencapai 45,75%. (2) sebaran fasilitas umum sesudah terjadinya alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi lahan permukiman di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Mendorong perkembangan nilai lahan di daerah penelitia, yang memiliki perkembangan nilai lahan paling pesat atau tinggi terjadi di Desa Jambudipa pada tahun 2000 (sebelum terjadinya alih fungsi lahan) sekitar Rp. 35.000 sampai Rp.50.000 (Rp/m2) , sedangkan setelah terjadinya alih fungsi lahan harha lahan mencapai Rp.90.000 sampai 150.000 (Rp/m2) lebih, dan perkembangan nilai lahan yang paling rendah terjadi di Desa Tegalega karena di Desa Tegalega ini harga lahan yang rendah juga luas lahan di Tegalega cukup luas, serta jarak dari desa Tegalega ke tempat fasilitas umum jaraknya terbilang jauh berbanding terbalik dengan Desa Jambudipa.
Item Description:http://repository.upi.edu/102325/5/s_geo_0704020_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/102325/1/s_geo_0704020_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/102325/3/s_geo_0704020_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/102325/7/s_geo_0704020_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/102325/4/s_geo_0704020_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/102325/6/s_geo_0704020_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/102325/2/s_geo_0704020_bibliografy.pdf