MODEL PEMBELAJARAN DEMOKRASI MELALUI PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (Studi Kasus Terhadap Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)

Organisasi kemahasiswaan mempunyai peran strategis sebagai media pembelajaran demokrasi bagi mahasiswa. Dalam penyelenggaraannya ormawa sebagai miniature state menerapkan sistem pembagian kekuasaan menurut teori trias politica dari Montesque, yakni membagi kekuasaan menjadi legislatif yang dipegang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Epin Saepudin, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-06-28.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Organisasi kemahasiswaan mempunyai peran strategis sebagai media pembelajaran demokrasi bagi mahasiswa. Dalam penyelenggaraannya ormawa sebagai miniature state menerapkan sistem pembagian kekuasaan menurut teori trias politica dari Montesque, yakni membagi kekuasaan menjadi legislatif yang dipegang oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa, eksekutif yang dipegang oleh Badan Eksekutif Mahasiswa dan yudikatif yang dipegang oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa sebagai pelaksana Sidang Umum.. Implementasi daripada budaya demokratis dalam organisasi kemahasiswaan tercermin dalam musyawarah mahasiswa/sidang umum yang mana mahasiswa bebas mengemukakan pendapat, belajar menghargai pendapat orang lain, dan menjalankan mekanisme pengambilan keputusan dengan menjunjung tinggi musyawarah mufakat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Adapun lokasi penelitian penulis mengambil Universitas Pendidikan Indonesia karena berdasarkan pra penelitian yang dilakukan penulis bahwa penyelenggaraan pemilihan pimpinan organisasi di Ormawa tingkat universitas melalui mekanisme pemilihan umum (PEMIRA). Akan tetapi tingkat partisipasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilu Raya Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI masih dirasa kurang, hal tersebut nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam Pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara dalam Pemira. Kemelekan politik sebagian pemilih dalam menentukan pilihan masih rendah, dalam arti tidak semua pemilih melihat sosok pilihannya dari kapabilitas dan eksistensinya sebagai aktivis mahasiswa. akan tetapi dari fisik calon serta dari kedekatan antara pemilih dengan calon. Untuk meningkatkan kemelekan politik mahasiswa, ormawa di UPI menyelenggarakan diskusi politik yang dikemas melalui kegiatan "kajian" yang membahas isu-isu kampus sampai pada isu-isu seputar permasalahan politik di Indonesia, seminar pendidikan politik, pelatihan legislatif mahasiswa, dan lain sebagainya. Permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan organisasi kemahasiswaan adalah gejala apatisme mahasiswa terhadap organisasi (BEM REMA UPI) yang disebabkan oleh kurangnya pembinaan kemahasiswaan oleh lembaga, kurangnya minat mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi, menurunnya tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap kinerja BEM REMA UPI, serta pembentukan paradigma cepat lulus oleh Universitas. Pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan dapat dilakukan dengan menerapkan student organization models.
Item Description:http://repository.upi.edu/102403/3/s_pkn_0705452_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/102403/2/s_pkn_0705452_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/102403/4/s_pkn_0705452_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/102403/1/s_pkn_0705452_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/102403/7/s_pkn_0705452_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/102403/5/s_pkn_0705452_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/102403/6/s_pkn_0705452_bibliografy.pdf