PERANAN KADERISASI ORMAS KEAGAMAAN DALAM MENANGKAL LIBERALISME DAN SEKULERISME : Studi Komparatif GP Ansor Jabar, Pemuda Muhammadiyah Jabar, dan Pemuda Persis Jabar

• Main Author: Kevlin Anggriawan, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2023-08-30.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/103463/1/T_PKN_2105455_Title.pdf; http://repository.upi.edu/103463/2/T_PKn_2105455_Chapter%201.pdf; http://repository.upi.edu/103463/3/T-PKN_2105455_Chapter%202.pdf; http://repository.upi.edu/103463/4/T_PKN_2105455_Chapter%203.pdf; http://repository.upi.edu/103463/5/T_PKN_2105455_Chapter%204.pdf; http://repository.upi.edu/103463/6/T-PKN-2105455_Chapter%205.pdf; http://repository.upi.edu/103463/7/T_PKN_2105455_Appendix.pdf
• Keywords: H Social Sciences (General); L Education (General)

Kaderisasi merupakan pembinaan mental bagi semua kader organisasi untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan organisasi. Organisasi tanpa kaderisasi itu akan mati, karena dalam sebuah organisasi perlu mempersiapkan kader yang siap meneruskan perjuangan organisasi. Kader dari ormas keagamaan selalu menjadi role model bagi masyarakat untuk tetap mempertahankan aqidah yang baik sesuai ajaran agama Islam. Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persis adalah ormas keagamaan besar di Indonesia yang bergerak pada masalah keislaman, keumatan, kemasyarakatan, dan pendidikan. Ketiga ormas keagamaan tersebut memiliki badan otonom yakni GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, dan Pemuda Persis yang bergerak dibidang kepemudaan dan kemasyarakatan. GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, dan Pemuda Persis merupakan organisasi pengkaderan yang senantiasa memberikan pemahaman islam dan pancasila secara holistik sebagai benteng para kader untuk menangkal liberalisme dan sekulerisme. Kebebasan yang tertuang dalam liberalisme dan sekulerisme sama sekali bertolak belakang dengan peradaban hidup bangsa, karena menabrak semua aturan dan mencederai hak asasi orang lain. Semua ormas di Indonesia harus berlandaskan pancasila karena pancasila sudah final menjadi pedoman hidup bangsa. Sesuai amanat undang-undang Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Organisasi Kemasyarakatan pasal 2 mengatakan semua asas ormas tidak boleh bertentangan dengan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi komparatif, dimana dengan menggunakan studi komparatif bisa mendapatkan data yang lengkap dan utuh untuk menganalisis secara detail dari ketiga ormas keagamaan tersebut. Hasil penelitian ini mengarah pada bagaimana model kaderisasi GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, dan Pemuda Persis bisa menjadi landasan kuat bagi para kader masing-masing organisasi untuk memiliki komitmen kuat menjaga keutuhan bangsa Indonesia ini dari godaan liberalisme dan sekulerisme yang hadir ditengah perkembangan kehidupan masyarakat modern saat ini. Penelitian ini juga mengarah pada konsep civic engagement dimana warga negara terlibat untuk membuat suatu perbedaan melalui suatu wadah komunitas atau organisasi dengan mengembangkan kombinasi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan motivasi untuk membuat suatu yang berbeda. Regeneration is a mental development for all organizational cadres to continue the baton of organizational leadership. Organizations without regeneration will die, because in an organization it is necessary to prepare cadres who are ready to continue the struggle of the organization. Cadres from religious organizations have always beenrole a model for the community to maintain good faith in accordance with the teachings of Islam. Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, and Persis are major religious organizations in Indonesia that work on Islamic, community, social, and educational issues. The three religious organizations have autonomous bodies namely GP Ansor, Muhammadiyah Youth, and Persis Youth which are engaged in youth and community affairs. GP Ansor, Muhammadiyah Youth, and Persis Youth are cadre organizations that always provide a holistic understanding of Islam and Pancasila as a stronghold for cadres to counter liberalism and secularism. The freedom contained in liberalism and secularism is completely contrary to the nation's living civilization, because it violates all rules and violates the human rights of others. All mass organizations in Indonesia must be based on Pancasila because Pancasila already existsfinal become a way of life for the nation. In accordance with the mandate of law No. 16 of 2017 concerning Community Organizations article 2 says that all the principles of mass organizations must not conflict with Pancasila and the 1945 Constitution. This research uses a qualitative approach with comparative studies, where by using comparative studies you can get complete data and intact to analyze in detail the three religious organizations. The results of this study lead to how the GP Ansor, Muhammadiyah Youth, and Persis Youth cadre models can become a strong foundation for the cadres of each organization to have a strong commitment to maintaining the integrity of the Indonesian nation from the temptations of liberalism and secularism that are present in the midst of the development of modern society today. This. This research also leads to the conceptcivic engagement where citizens are involved to make a difference through a community or organization by developing a combination of knowledge, skills, values, and motivation to make a difference.